Jumat, 12 Desember 2014

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH POTONG AYAM KARANG BARU



LAPORAN KUNJUNGAN
RUMAH POTONG AYAM KARANG BARU
MATARAM







Disusun oleh :
                                Nama : Meli yuliani
                                                                                   Prodi : D3 Gizi
                                       NIM : P07141013033





KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
2014/2015

BAB 1
A.    Pendahuluan
1.      Latar belakang kunjungan
       Bahan pangan dan gizi sangat erat kaitannya, dalam hal ini kebutuhan zat gizi seseorang dipengaruhi oleh makanan yang dimakan, tersedinya bahan pangan yang berkualitas sehingga menghasilkan olahan makanan yang berkualitas pula.
Pangan dan gizi merupakan salah satu unsur yang penting dan strategis,implikasinya adalah penyediaan,distribusi dan konsumsi pangan,dengan jumlah, keamanan dan mutu gizi yang memadai,harus benar-benar terjamin.
 Bahan pangan seperti ayam merupakan  bahan pangan yang behubungan dengan zat gizi protein. Ayam boiler banyak dimanfaatkan sebagai lauk dalam penghidangan makanan. Mutu ayam sangat diperhatikan sehingga tidak menimbulkan efek samping bagi pengonsumsi.
Untuk pengidentifikasian penanganan ayam dilakukan kunjungan langsunng  ketempat pemotongan, sehingga diperoleh beberapa informasi yang jelas dari proses penanganan ayam dari mulai dipotong hingga dipasarkan.
Teori yang diperoleh di kelas perlu ditunjang dengan pengalaman langsung dilapangan melalui kunjungan keberbagai tempat yang merupakan sumber dari bahan pangan tersebut.
2.      Tujuan kunjungan
a.       Tujuan umum
Mengetahui tentang cara penanganan dan penentuan mutu bahan pangan di suatu institusi
b.      Tujuan khusus
-           Mengidentifikasi gambaran umum (sejarah berdirinya, pngelolaan, ketenagaan, dll) lokasi kunjungan lapangan.
-             Mengidentifikasi cara/ tahapan penanganan bahan pangan di lokasi kunjungan.
-             Mengidentifikasi cara penentuan mutu bahan pangan di lokasi kunjungan.
-            Mengidentifikasi sifat fisik, kimia dan organoleptik bahan pangan di lokasi kunjungan.
-           Mengidentifikasi tanda-tanda kerusakan yang terdapat pada bahan pangan dilokasi kunjungan.
BAB II
B.     Pembahasan
1.      Sejarah berdiri tempat kunjungan
Rumah Potong Ayam (RPA) yang berlokasi di karang baru dimulai sejak tahun 1991 namun usaha ini baru aktif sekitar 5-6  tahun belakangan ini yaitu sekitar tahun 2008  yang dimulai dengan 5 ekor ayam. Pemilik rumah potong ayam (RPA) Karang baru  bernama Pak H. Fauzan, Pada awalnya Rumah pemotongan ayam ini dibangun oleh pak H. Fauzan mulai dari nol yang barawal dari hobby. Sebenranya selain pak H.  Fauzan hobby memeliahara ayam,pada saat itu kebetulan pak H.  Fauzan gagal dalam pemilihan calon PNS,beliau kembali berpikir bahwa menjadi PNS bukanlah rezekinya sehingga dari itu beliau mencoba  membuka usaha pemotongan ayam kecil-kecilan ( memotong 5-10 ekor/hari) kemudian mengedarnya ke pedagang kaki lima. Setelah berhasil memotong 5-10 ekor/hari,beliau mencoba memotong lebih banyak lagi dengan modal yang dihasilkan sebelumnya.
Dengan melihat jumlah dan kebutuhan penduduk, sekarang pak H. Fauzan berani memotong ayam hingga 700-800 hingga 3000 ekor ayam per hari, karena masyarakat Lombok Barat dan Kota Mataram khususnya membutuhkan persediaan ayam.

2.      Cara identifikasi mutu bahan
a.       Warna daging
Cara termudah untuk mengetahui mutu daging ayam adalah melalui penampakan dan warnanya. Untuk ayam utuh penampakan dan warna yang terlihat adalah pada bagian kulit luarnya saja. Ayam utuh yang berkualitas baik akan memiliki warna kulit putih agak kekuningan, kulit utuh, tidak memar, tidak sobek dan tidak terdapat goresan. Sedangkan ayam yang sudah tidak segar memiliki warna putih pucat dan berbau amis.
b.      Tekstur
Tekstur  merupakan salah satu parameter mutu yang cukup penting pada saat daging ayam dikonsumsi. Tekstur daging ayam dapat di rasakan dengan cara menekankan jari ke permukaan. Daging ayam yang baik mempunyai tekstur yang padat, kompak dengan daging yang tebal. Antara kulit dan daging terdapat lapisan lemak yang menyebar merata. Tidak ada tulang yang patah atau bagian-bagian yang memar dan lunak.
Ketika hewan telah mati, darah akan berhenti bersirkulasi, sehingga tidak ada supplay oksigen dan nutrisi pada otot. Tanpa keduanya, otot akan berusaha memenuhi kebutuhan energinya dan akan menjadi keras, yang sering disebut dengan rigor mortis. Kemudian otot akan kembali menjadi lunak. Apapun yang mempengaruhi terjadinya rigor mortis ataupun pelunakan kembali tersebut, peristiwa ini akan mempengaruhi keempukan daging. Contohnya adalah ketika ayam mengalami stress. Otot akan kehilangan energi lebih cepat dan rigor mortis akan terjadi lebih cepat pula. Hal tersebut akan mengakibatkan daging akan menjadi lebih keras (liat). Peristiwa ini juga terjadi jika terjadi pre slaughter tunning yang tinggi, serta waktu scaling yang lebih lama atau suhunya yang terlalu tinggi.

c.       Aroma
Daging ayam yang segar memiliki aroma khas daging, yaitu agak gurih dan sedap. Jika bau daging amis dan berbau busuk menandakan kualitas daging tersebut sudah tidak baik. Ketika daging ayam dimasak, aroma yang terbentuk berasal dari reaksi antara gula dan asam amino, lemak, oksidasi termal, dan degradasi tiamin.
3.      Proses Pemotongan Ayam Broiler
Ayam-ayam yang digunakan pada RPA ini adalah ayam yang telah berumur 35-40 hari. Cara pemotongannya masih tradisional, yaitu memakai pisau (tanpa alat). Tahap-tahap pemotongan ayam broiler di RPA sebagai berikut :
1.      Ayam diambil dari kandangnya, kemudian diangkat menuju tempat pemotongan.
2.      Cara penyembelihannya menggunakan cara tradisional yaitu dengan menggunakan pisau.
3.      Setelah disembelih, kemudian ayam di diamkan sesaat sampai ayam benar-benar sudah mati.
4.      kemudian ayam dicelupkan kedalam  air panas ± 3-4 menit agar bulu-bulu ayam mudah dibersihkan.
5.      Setelah proses perebusan selesai, ayam siap di rontokkan bulunya dengan menggunakan mesin perontok bulu.
6.      Ayam yang sudah bersih dari bulu-bulunya dibersihkan kembali dengan merendam ayam tersebut menggunakan air pam ±5 menit dan dipisahkan kepala, tempurung, usus, ceker, dan hatinya. kemudian dibawa ketempat pemotongan bagian dagingnya dan ditimbang sesuai dengan pesanan.
4.      Persyaratan mutu bahan
a.       Keempukan serta kelunakan daging
Keempukan daging ayam dipengaruhi oleh jumlah kandungan jaringan ikat. Semakin tua umur ayam maka jumlah jaringan ikat semakin banyak, hal ini menyebabkan mutu daging berbentuk a lot apabila dimakan . keempukan serta kelunakan daging dipengaruhiileh type ayam potong.

b.      Kandungan lemak di dalam otot
Manfaat lemak di dalam daging adalah untuk membungkus sertamenjaga keutuhan daging , terutama pada saat dipanaskan. Semakin banyak kandungan lemaknya rasa daging semakin enak dan empuk.

c.       Warna
Dari segi warna pada daging ayam sangat beragam karena di pengaruhu oleh jenis ayam dan umurnya.

d.      Rasa dan aroma
Daging ayam yang baik mempunyai aroma yang enak dan rasa yang agak gurih.

e.       Kelembaban
Apabila kelembaban tinggi maka daging akan cepat terkontaminasi bakteri. Sehingga daging akan cepat mebusuk.

5.      Penilaian sifat fisik dan organoleptik
Kesehatan ayam potong di RPA ini sangat terjamin karena dari bagian penyalur ayam telah menyediakan dokter hewan yang akan memeriksa kondisi hewan sehingga bagian penyalur dapat menyalurkan ayam yang baik dan sehat. Adapun ayam yang saat setelah penyembelihan ditemukan dalam keadaan sakit, maka ayam tersebut akan dibuang.




BAB III
C.     Penutup
1.      Kesimpulan
Dari hasil kunjungan dapat disimpulkan bahwa ayam yang dipotong merupakan ayam  yang sehat. Ayam broiler dipotong pada umur 31-33 hari dengan berat rata-rata 1,9 kg/ekor. Cara pemotongan ayam dilakukan dengan cara tradisional. Ayam yang dipotong mengalami beberapa proses sebelum siap untuk didistribusikan, mulai dari penyemblihan ayam, penuntasan darah, penyeduhan atau perebusan di dalam air hangat sehingga bulu ayam mudah untuk dilepaskan, pencabutan bulu dilakukan dengan menggunakan mesin pencabut bulu, Pengeluaran jeroan, dan terakhir ayam dicuci dan siap untuk dijual atau didistribusikan. Apabila semua proses di atas dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan daging ayam yang berkualitas baik juga sehingga laku dipasaran. Sedangkan apabila prose-proses tersebut tidak dilakukan dengan baik maka daging ayam yang dihasilkan kurang baik, dan akan mempengaruhi kandungan nilai gizi dari daging ayam tersebut, sehingga akan mengurangi minat dari pembeli. Karena pembeli atau konsumen pasti akan memilih kualitas daging ayam yang baik agar mampu menjalankan metabolisme tubuh yang optimal. Jika ayam tidak habis terjual dilakukan dengan cara di simpan di coolbox (frezer).
2.      Saran
Ayam boiler merupakan sumber protein hewani sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan gizi. Dalam membeli daging ayam pilihlah daging ayam yang segar, dengan melihat warna dan bau dari daging ayam tersebut. Ayam yang baik dikonsumsi adalah ayam yang dagingnya masih berwarna kuning cerah bukan merah. apabila warnanya sudah merah atau sedikit kehitaman maka daging ayam tersebut sudah tidak bagus, dan apabila baunya sudah tengik maka daging ayam tersebut sudah tidak bagus/segar karena telah terjadi oksidasi lemak daging dari ayam tersebut. Pemilihan ayam hendaknya dapat dilihat dari proses pemeliharaan, tempat pemotongan dan yang paling utama yaitu harus mengetahui tingkat kesehatan dan kesegaran ayam tersebut.



Daftar pustaka
Rasyaf,M., Beternak Ayam Pedaging, Edisi Revisi (Jakarta: penebar Swadaya, 1994).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar