Senin, 28 Maret 2016

PENYIMPANAN UBI JALAR

PENYIMPANAN UBI JALAR




Disusun oleh :
Nama : Meli yuliani
       NIM : P07131014033
Prodi : D-III Gizi



KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
2016/2017

1.      Judul pratikum
Praktik penyimpanan ubi jalar
2.      Tanggal pratikum
     19-20 maret 2016
3.      Tujuan
a.      Tujuan umum
Mahasiswa memahami faktor-faktor penyebab kerusakan pada ubi jalar
b.      Tujuan khusus
-          dapat mengetahui penyebab kerusakan pada ubi jalar
-          dapat mengetahui penyebab perubahan organoleptik pada ubi jalar
4.      Pendahuluan
Tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L.) di Indonesia merupakan salah satu tanaman yang cukup penting, baik sebagai makanan pokok alternatif di musim paceklik maupun makanan tambahan dalam rangka diversifikasi makanan.Umbi merupakan satu organ dari yang merupakan modifikasi dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah.
Organ penyimpan tidak harus berbentuk umbi. Beberapa jenis tumbuhan menyimpan cadangan energi pada organ yang sama, tetapi tidak mengalami banyak modifikasi bentuk, sehingga tidak membentuk umbi. Tumbuhan memerlukan cadangan energi karena ia tidak bisa berpindah tempat untuk menemukan sumber energi baru atau untuk membantu reproduksi jenisnya(anonim, 2013).
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
Tanaman ubi-ubian merupakan tanaman yang menghasilkan karbohidrat atau pati dalam bentuk umbi batang dan umbi akar. Tanaman yang menghasilkan umbi batang antara lain adalah ubi jalar, ganyong, garut, tales, uwi, gadung dan kentang. Sedangkan yang menghasilkan umbi akar adalah ubi kayu atau ketela pohon.
Ubi-ubian merupakan sumber karbohidrat dan mempunyai peluang sebagai bahan pangan alternatif yang perlu dikembangkan. Jenis ubi kayu dan ubi jalar telah ditanam di Indonesia dalam skala luas, dan ubi jalar, Ipomoea batatas (L Lam) merupakan salah satu komoditas umbi-umbian yang merupakan sumber karbohidrat keempat setelah padi, jagung dan ubi kayu. Ubi jalar mempunyai komposisi kimia yang kaya karbohidrat, mineral dan vitamin. Setiap100 gram ubi jalar segar memiliki kandungan air 50 – 81 gram, pati 8 – 29 gram, protein 1 – 2 gram, lemak 0,1 – 0,2 , kalsium 55 mgr, zat besi 0,7 mgr, fosfor  51 mgr dan vitamin A 0,01 – 0,69 mgr. Kandungan vitamin A dalam ubi jalar termasuk tinggi karena jumlahnya sekitar dua setengah kali kebutuhan minimum per hari orang dewasa (Hermawati, 2011).
Dengan demikian pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan sumber karbohidrat masih sejalan dengan usaha-usaha peningkatan gizi masyarakat. Akan tetapi kondisi di lapangan masih kurang memuaskan hal ini bisa dilihat ketika masih belum ada yang bisa memanfaatkannya secara maksimal.
Berdasarkan sebagian penjelasan di atas kita telah mengetahui berbagai banyak manfaat dari ubi jalar, namun realita di masyrakat bahan alternative ini hanya sebatas makanan sampingan. Sangat melimpah saat panen tapi kurang menjanjikan dalam segi ekonomi. Kita perlu membuat sebuah terobosan baru di mana produk-produk ubi jalar tidak hanya dipakai dalam satu masa saja tetapi bersifat kelanjutan.


5.      Data Hasil pengamatan

Ø  Hasil pengamatan ( suhu ruang )
no
Nama
Bahan Makanan
Hari ke
Berat
(gr)
warna
Teksur
Aroma
Jenis Kerusakan
1.

2

3.

4





Ubi Jalar Ungu

Ubi Jalar Ungu

Ubi Jalar Ungu

Ubi jalar Ungu

2 jam pertama
4 jam pertama
1 hari

2 Hari

 106

106

106

106
Ungu

Ungu

Ungu

Ungu
Keras

Keras

Keras

Keras
Khas ubi

Khas Ubi

Khas ubi

Khas ubi
-

-

-

-

Ø  Hasil pengamatan (suhu dingin )
no
Nama
Bahan Makanan
Hari ke
Berat
(gr)
warna
Teksur
Aroma
Jenis Kerusakan
1.

2

3.

4





Ubi Jalar Ungu

Ubi Jalar Ungu

Ubi Jalar Ungu

Ubi jalar Ungu
2 jam pertama
4 jam pertama
1 hari

2 Hari

85

85

85

78
Ungu

Ungu

Ungu

Ungu
Keras

Keras

Keras

Layu dan agak lembk
Khas ubi

Khas Ubi

Khas ubi

Agak busuk
-

-

-

fisik


6.      Pembahasan
jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang dapat tumbuh dan berkembang di seluruh Indonesia. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat non beras tertinggi keempat setelah padi, jagung, dan ubi kayu; serta mampu meningkatkan ketersediaan pangan dan diversifikasi pangan di dalam masyarakat. Sebagai sumber pangan, tanaman ini mengandung energi, β-karoten, vitamin C, niacin, riboflavin, thiamin, dan mineral. Oleh karena itu, komoditas ini memiliki peran penting, baik dalam penyediaan bahan pangan, bahan baku industri maupun pakan ternak. Suatu bahan rusak bila menunjukkan adanya penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima secara normal oleh panca indera atau parameter lain yang biasa digunakan. Beberapa bahan dianggap rusak bila menunjukkan penyimpangan konsistensi serta tekstur dari keadaan yang normal. Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: pertumbuhan dan aktifitas mikroba terutama bakteri, kapang dan khamir, aktifitas enzim-enzim di dalam bahan pangan, serangga, parasit dan tikus suhu termasuk suhu pemanasan dan pendinginan, kadar air, udara termasuk oksigen, sinar dan waktu. pada penyimpanan yang telah dilakukan ubi jalar yang disimpan pada suhu ruang tidak terjadi penyimpangan dari warna maupun bentuk setelah disimpan tetapi ubi jalar yang disimpan pada suhu dingin terjadi kerusakan seperti kerusakan fisik yaitu ubi jalar menjadi layu (keriput) dan agak lembek dan terjadi penyusutan berat.
7.      Kesimpulan
jadi dari hasil praktikum penyimpanan yang telah dilakukan selama dua hari dengan disimpan di suhu ruang dan suhu dingin adalah pada penyimpanan suhu ruang tidak terjadi perubahan warna, tekstur maupun aroma pada ubi jalar ungu, sedangkan pada penyimpanan suhu dingin terjadi penyusutan berat, dan terjadi perubahan aroma menjadi agak busuk serta terdapat tanda kerusakan fisik pada ubi jalar.


8.      Daftar pustaka
(diakses pada hari rabu 23 maret 2016)
Rukmana, Rahmat. (1997). Ubi jalar: budi daya dan pascapanen. Yogyakarta: Kanisius
Simonwidjanarko.2008.simonbwidjanarko.files.wordpress.com/2008/06/ubijalar-22.pdf
Sudarmadji, Slamet. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: UGM Press.
sugiyono dan Tien R. Muchtadi. 2013.Prinsip Proses dan teknologi pangan.bogor:Alfabeta



Rabu, 02 Maret 2016

MAKALAH VITAMIN

MAKALAH BIOKIMIA
VITAMIN

KATA PENGANTAR


          
 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “VITAMIN”
Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian Mineral Mikro atau yang lebih khususnya membahas dampak kelebihan dan kekurangan mineral mikro serta proses penyerapan dan metabolismenya dalam tubuh. .Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang mineral mikro.
Kita menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Mataram, 2 maret 2016

 Penyusun





BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Vitamin adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
Vitamin adalah nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan, energi, dan fungsi saraf. Tubuh kita mendapatkan vitamin dari makanan, suplemen, atau hasil produksi flora usus. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Sejarah  penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali mengemukakan adanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri-beri. Pada tahun 1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang diderita oleh anak ayam yang serupa dengan beri-beri pada manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah binatang diberi makanan yang terdiri atas`beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan memberikan makanan sisa gilingan beras yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor  lain yang penting selain kabohidrat,  lemak dan protein sebagai energy, mendorong para ahli untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang kita kenal sekarang. Pada saat ini terdapat lebih dari 20 macam vitamin.

 TUJUAN
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan suatu gambaran, penjelasan yang lebih mendalam mengenai vitamin. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam tentang vitamin pada mata kuliah biokimia.


BAB II
PEMBAHSAN
A.     Retinol (Vitamin A)
Vitamin A adalah suatu alkohol yang terdapat di dalam tumbuhan sebagai provitamin A, yaitu senyawa karoten. Pada hirolisis karoten terjadi vitamin A. Vitamin A berperan dalam proses melihat, yaitu pada proses fotokimia pada retina. Pada retina mata terdapat cahaya, yaitu rodopsin, suatu protein gabungan yang dapat terdisosiasi menjadi protein opsin dan retinen trans (vitamin A dalam bentuk aldehida). Disosiasi ini terjadi apabila rodopsin ini terkena cahaya.Trans retinen selanjutnya dapat direduksi oleh NADH  dan enzim dehidrogenase alkohol membentuk trans vitamin A1.peran lain cahaya pada siklous rodopsin adalah menghambat pembentukan rodopsin dari protein opsin dan sis retinen. Melalui isomerisasi sisi retinen menjadi trans retinen. Sebaliknya, dalam keadaan gelap, sis retinen membentuk rodopsin kembali dengan opsin. Sis retinen juga dapat terbentuk kembali melalui isomerasi trans retinen atau melalui oksidasi sis vitamin A.
Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan seseorang tidak dapat melihat dengan jelas dalam cahaya yang redup (rabun senja).
Dalam proses reproduksi, vitamin A berfungsi sebagai salah satu factor pertumbuhan. Tikus yang kekurangan vitamin A ternyata kurang subur,dan mengalami gangguan dalm sitesis Androgen.
Vitamin A berperan dalam sintesis mukoprotein dan mukopolisakarida yang berfungsi mempertahankan kesatuan epitel, khusunya jaringan mata, mulut, alat pencernaan, alat pernapasan, dan saluran genital atau urin. Gangguan mukosa dapat menyebabkan tubuh mudah terkena infeksi. Dan dalam pertumbuhan tulang dan gusi, vitamin A juga merupakan factor yang esensial.
·         Defisiensi vitamin A
a.      Rabun malam atau rabun senja
Penyakit ini merupakan awal dari defisiensi vitamin A. penderita juga tidak dapat melihat untuk jangka waktu yang relative lebih lama dibandingkan orang normal, bila datang dari tempat terang ke tempat yang gelap.
b.      Perubahan epitel
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan perubahan-perubahan tertentu pada  jaringan epitel diseluruh tubuh, termasuk mata.
B.      Tiamin ( Vitamin B1)
Tiamin telah lama dikenal sebagai antineuritik karena digunakan untuk membuat normal kembali susunan syaraf.
Fungsi tiamin didalam tubuh adalah sebagai koenzim dalam karbosilasi asam firufat dan asam ketoglutarat, dan tiamin terlibat dalam metabolism lemak, protein, dan sintesis asam nukleat
Koenzim yang berasal dari vitamin ini adalah tiamin pirofosfat  (TPP)yang berfungsi dalam reaksi-reaksi dekarboksilasi asam a keton, oksidasi   keton, transketolasi. Adapun bagian aktif dari koenzim TPP adalah gugus tiazolnya.
Tiamin diabsorbsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang bersuasana asam, dengan bantuan adnin trifosfatase. Setela di absorbs, kurang lebih 30 mg tiamin mengalami fosforilasi dan disimpan sebagai tiamin pirofosfat didalam jantung, otak, hati, dan jaringan otot.
Defisiensi vitamin ini menyebabkan terjadinya penyakit beri-beri, terutama pada Negara yang menggunakan nasi sebagai bahan makanan pokoknya. Defisiensi vitamin ini juga mengakibatkan rusaknya alat pencernaan makanan, yang disertai dengan muntah-muntah dan diare. Sumber vitamin ini adalah segala biji-bijian, seperti beras, gandum, dan sumber lainnya adalah daging, unggas, telur, hati, kedelai, kacang tanah, sayuran, dan susu.
Tiamin memiliki sifat yang mudah larut dalam air, sehingga dapat hilang dan rusak selama dalam proses pemasakan, dan juga tidak tahan terhadap pemanasan yang terlalu lama. Faktor lain yang juga menyebabkan kerusakan pada tiamin adalah adanya alkali yang terkandung. Jika dilihat pada proses pemasakan roti, kehilangan tiamin mencapai 25%, daging yang direbus mencapai 50%, dan yang dipanggang kehilangan 25 %. Oleh karena itu, guna menjaga kehilangan tiamin dari makanan, terutama sayuran, maka dalam memasaknya digunakan air yang sedikit saja, kecuali jika air rebusan itu ikut di manfaatkan untuk konsumsi bersama sayuran itu sendiri.



C.      Riboflavin (Vitamin B2)
Riboflavin merupakan pembentuk flavin mononukleotida (FMN) dan juga sebagai koenzim FAD.
Riboflavin diabsorbsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN di dalam mukosa usus halus. Sebanyak 200ml Riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urine tiap hari. Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan kebutuhan jaringan.
Tanda-tanda defisiensi pada vitamin ini adalah keilosis (terjadi kerak pada sudut mulut yang berwarna merah). Sumber vitamin ini adalah susu, daging, telur, dan ikan. Adapun biji-bijian seperti beras dan gandum hanya mengandung riboflavin dalam jumlah yang kecil (sedikit).
Pada pasteurisasi, evaporasi atau pengeringan susu terjadi pengurangan riboflavin mencapai 20%. Apabila dijemur di bawah sinar matahari langsung selama 3,5 jam terjadi pengurangan sampai 75%. Oleh karenanya pada pengemasan susu harus digunakan tempat dari aluminium, karton atau botol berwarna. Pada pengawetan sayuran yang  menggunakan bikarbonat akan menyebabkan perusakan vitamin secara total.

D.     Niacin (Asam Nikotinat)
Niasin penting untuk pertumbuhan yang normal dan kesehatan sepanjang hidup manusia.Vitamin ini merupakan bahan dasar dari Koenzim Nikotinamida adenine dinukleotida NAD+). Telah kita ketahui bahwa koenzim ini merupakan koenzim dari enzim deghidrogenase, dengan mentransfer hidogen dalam rekasi oksidasi reduksi
Penyakit / Gejala Degisiensinya
Apabila cadangan vitamin di dalam tubuh ini telah habis dalam waktu 30-180 hari dan penambahan dari makanan sangat sedikit atau tidak ada sama sekali, akan timbul  penyakit pellagra ( pele = ukilt, agra = kasar ). Penyakit ini dapat mengenai usus, kulit, dan system syarat. Kulit misalnya pada muka, leher, dada, lengan menjadi kemerah-merahan. Untuk penyembuhan penyakit ini diperlukan makanan sumber vitamin lain pula, yaitu makanan yang mengutamakan sumber vitamin B1, vitamin B2 dan niasin sendiri.
            Walaupun tidak terdapat kasus pelagra yang sama, namun ciri-ciri berikut merupakan gejala umum dari pellagra.
a.      Gejala awal diantaranya : lelah, pusing, kehilangan berat badan, tidak mempunyai selera makan.
b.      Merasa sakit pada lidah, mulut, kerongkongan, disertai glositis (perasaan seperti terbakar pada lidah )yang dapat meluas sampai usus. Lidah dan bibir menjadi merah.
c.       Mual , muntah-muntah yang diikuti oleh diare.
d.      Dermatitis ( gatal terasa panas ) khususnya pada permukaan tubuh yanbg terbuka yaitu lengan, tangan, lutut dan leher.
e.      Gejala neurologis seperti daya ingat lemah, mudah bingung, mudah marah, halusinasi dan demensia ( gangguan jiwa dan gangguan syaraf ).
Sumber vitamin ini adalah di antaranya makanan yang kaya akan protein, seperti telur, daging, dan susu. Sumber vitamin nabati misalnya biji-nijian ( beras dan sebagainya ), sayuran hijau, kentang, kacang-kacangan ( leguminosa ) seperti kedelai, dan petai cina.
Gejala pellagra dapat dihilangkan dengan pemberian 4,4 mg niasin per 1000 kalori energy yang dibutuhkan tubuh per hari.
Niasin dapat larut dalam air, sehingga kehingga kehilangan vitamin ini sering terjadi apabila sayuran di cuci setelah dipotong-potong. Niasin tahan terhadap pemanasan. Di Negara-negara yang penduduknya mengalami kasus pellagra, Niasin ditambahkan ke dalam makanan penduduk.
E.      Piridoksin (Vitamin B6)
Vitamin piridoksal fosfat berpartisipasi dalam reaksi-reaksi metabolism asam amino, seperti reaksi transaminasi, dekarboksilasi dan raseminasi. Masing-masing reaksi ini berlangsung dengan katalis enzim yang berbeda-beda. Namun semua enzim ini memerlukan koenzim yang sama yaitu piridoksal fosfat.
-          Transaminasi
-          Dekarboksilasi
-          Raseminasi
Adapun gejala defisiensi yang ditunjukkan oleh vitamin ini adalah hambatan pertumbuhan, badan lemah dan gangguan mental, ernenia, dermatitis (gatal-gatal pada kulit dengan bercak merah).
Sumber utama vitamin ini adalah dahing, unggas, ragi, legume, serealia, ubi jalar, dan kentang.

F.       Biotin
Biotin sebagai kofaktor yang terikat kuat pada bagian protein enzim. Ada tiga jenis reaksi yang dapat dilangsungkan oleh biotin, yaitu reaksi karboksilasi pada karbon dari asil KoA, reaksi karboksilasi pada atom karbon yang berikatan ganda dari rantai karbon senyawa asil KoA, dan reaksi transkarboksilasi pada senyawa asil KoA.
Gejala defisiensi yang tampak pada vitamin ini adalah sebagai berikut :
a.      Kulit menjadi kasar bersisik
b.      Rasa sakit pada urat-urat
c.       Kulit memucat
d.      Anoreksia (kehilangan selera makan) dan mual
e.      Kadar hemoglobin menurun
f.        Kadar kolesterol menaik
g.      Kadar biotin urin menurun samapi 1/10 normal
Adapun sumber utama vitamin biotin adalah daging, kuning telur, kacang polong, kaenari atau kemiri.

G.     Asam pantothenat (Vitamin B5)
Vitamin ini merupakan pembentuk koenzim A. Gugus aktif koenzim A adalah gugus   -S-H. Dalam reaksi-reaksi kimia biasanya dituliskan KoA-SH atau HS-KoA. Koenzim A dalam reaksi-reaksi kimia merupakan pemindah gugus asil.
Defisiensi vitamin ini memberikan gejala sebagai berikut :
a.      Kehilangan selera makan
b.      Tidak dapat melaksanakan pencernaan makanan dengan baik
c.       Depresi mental
d.      Insomnia (tidak dapt tidur)
e.      Mudahterjadi infeksi pernapasan
Semua makanan yang berasal dari hewan merupakan sumber dari asam pantotenat. Disamping itu juga biji-bijian dan kacang polong. Buah dan sayur mengandung asam pantotenat dalam jumlah yang rendah.

H.     Asam Folat
Defisiensi asam folat menunjukkan anemia megaloblastik, glositis (inflamasi pada lidah), dan diare.
Makanan sumber asam folat adalah hati, sayuran berwarna hujau tua terutama bayam, asparagus dan kacang-kacangan.
Tetrahidofolat berperan dalam pembentukan komponen-komponen RNA dan DNA, oleh karenanya sangat penting dalam pembelahan sel dan reproduksi.

I.        Kobalamin (Vitamin B12)
Defisiensi vitamin ini biasanya disebabkan oleh kerusakan sistem absorpsi di usus. Beberapa gejala defisiensi vitamin ini antara lain sebagai berikut ;
a.      Anemia pernisiosa, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh mengabsorpsi B12
b.      Pucat dan menjadi kurus
c.       Anoreksia (kehilangan nafsu makan)
d.      Gangguan neurologis
e.      Depresi mental
Sumber  vitamin B12 adalag berasal dari makanan hewani, seperti daging, susu, telur, unggas, mentega, dan hati. Makanan sumber nabati tidak mengandung vitamin B12.

J.        Asam Askorbat (Vitamin C)
Dalam larutan air, vitamin c mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan. Oksidasi dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin c sering terjadi karena pengolahan, pengeringan dan cahaya. Vitamin csangat penting dalam pembuatan zat-zat interseluler dan kolagen. Vitamin ini tersebar diseluruh tubuh dalm jaringan ikat, rangka, matriks, dan lain-lain. Vitamin C berperan dalam hidroksilasi prolin dan lisisn menjadi hidroksiprolin dan hodroksilasi yang merupakan bahan pembentuk kolagen tersebut.
Dalam proses pernapasan, vitamin C banyak terlibat , namun mekanismenya belum diketahui dengan jelas. Peran penting vitamin ini adalah sebagai berikut :
a.        Oksidasi fenilalanin menjadi tirosin
b.        Reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pernapasan
c.         Mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folitat
d.        Sintese hormo-hormon steroid darikolesterol.
Vitamin C merupakan reduktor kuat .bentuk teroksidasinya adalah asam dehidroaskorbat. Dengan demikian vitamin C juga berperan menghambat reaksi-reaksi oksidasi dalam tubuh yang berlebihan dengan bertindak sebagai inhibitor. Tampaknya vitamin C merupakan vitamin yang esensial untukmemelihara fungsi normal semua unit sel termasuk struktur-struktur subsel seperti ribosom dan mitokondria. Kemampuan vitamin ini untuk melepaskan dan menerima menunjukkan adanya peran yang sangat penting dalam proses metabolism. Pada waktu stess dimana aktivitas hormon adrenal korteks tinggi, konsentrasi vitamin dalam jaringan ternyata menurun. Infeksi dan demam tubuh mnemerlukan tambahan jumlah vitamin C yang cukup banyak untuk mecapai kadar normalnya kembali dalam jaringan. Peranan vitamin C dalam menanggulangi flu telah banyak dilaporkan. Pada binatang percobaan, ternyata didapat bahwa kadar vitamin C yang tinggi dapat meningkatkan sintesis vitamin B kompleks dalam intestin.
Adapun defisiensi terhadap vitamin ini adalah sebagai berikut ;
a.        Skorbut atau pendarahan gusi
b.        Mudah terjadi luka dan infeksi tubuh, dan kalau sudah terjadi susah disembuhkan
c.         Hambatan pada pertumbuhan bayi dan anak-anak
d.        Pembentukan tulang yang tidak normal pada bayi dan anak-anak
e.        Kulit mudah mengelupas
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Kadar vitamin C dapat hilang karena hal-hal sebagai berikut :
a.        Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur
b.        Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu
c.         Adanya alkali atau suasana basa dalam pengolahan
d.        Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversibel
Penambahan tomat atau jeruk nipis dapa mengurangi kadar vitamin C. Pemanasan sayuran hendaknya dilakukan sebentar saja dan dengan mendidihkan airnya terlebih dahulu.



K.      Vitamin D
Vitamin D adalah grup vitamin yang larut dalam lemak , 2 bentuk utamanya adalah vitamin D2(atau ergocalciferol) dan vitamin D3 (atau cholecalciferol). Vitamin D juga merujuk pada metabolite dan analogi lain dari substansi ini. Vitamin D3 diproduksi di dalam kulit yang terpapar sinar matahari,  terutama radiasi ultraviolet B.
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang tidak mampu melakukan kalsifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat sintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan.
Vitamin D berbentuk Kristal putih yang tidak larut di dalam air, tetapi larut di dalam minyak dan zat-zat pelarut lemak. Vitamin ini tahan terhadap panas dan oksidasi. Penyinaran ultraviolet mula-mula menimbulkan aktivitas vitamin D, tetapi bila terlalu kuat dan terlalu lama terjadi pengrusakan dari zat-zat yang aktif tersebut.
Vitamin D merupakan satu-satunya vitamin yang diketahui berfungsi sebagai prohormon. Jadi agar vitamin D dapat melaksanakan tugasnya, diperlukan kondisi hati dan ginjal yang sehat.
Metabolisme Vitamin D
vitamin D  yang khas terdapat di dalam bahan makanan hewani dan ada yang khas di dalam bahan makanan nabati. Di dalam jaringan di bawah kulit terdapat 7-dehydro cholesterol yang berubah menjadi vitamin cholecalciferol (vitamin D3) pada penyinaran ultraviolet yang terdapat di dalam sinar matahari. Jadi di daerah tropik di mana terdapat banyak sinar matahari, defisiensi vitamin D tidak perlu terjadi, asal saja kulit kita cukup terkena sinar matahari. Bahan makanan yang kaya akan vitamin D ialah susu,di Negara barat susu difortifikasikan dengan vitamin A  dan vitamin D. Untuk penyerapan vitamin D yang baik diperlukan adanya garam empedu. Mengenai transport, katabolisme dan ekskresi vitamin D belum banyak diketahui, sehingga masih memerlukan banyak penelitian lebih lanjut.
Konsumsi berlebihan vitamin D dapat pula memberikan gejala-gejala Hypervitaminosis D. Kondisi ini mungkin terjadi pada anak-anak yang mendapat tetes konsentrat minyak ikan yang terlalu banyak untuk jangka waktu lama. Hypervitaminosis D menyebabkan perkapuran di dalam jaringan yang bukan biasanya, sepertidi dalam organ-organ vital ginjal dan sebagainya.
             Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia pada  anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kekurangan pada orang dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada anak-anak terhambat sehingga menjadi lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung tulang panjang membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok, pembesaran kepala karena penutupan fontanel terlambat, gigi terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur  dan mudah rusak.
Kekurangan tersedianya vitamin D dalam tubuh dapat menimbulkan beberapa gangguan pada tubuh, diantaranya:
1.      Menimbulkan rakhitis.
2.      Gangguan pada pertukaran zat kapur dan fosfor.
3.      Gangguan pada system pertulangan.

L.       Vitamin E
Vitamin E adalah nama umum untuk semua metil-tokol,  jadi istilah tokoferol bukan sinonim dari vitamin E, namun pada praktek sehari-hari, kedua istilah tersebut disinonimkan.
Terdapat enam jenis tokoferol, α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta), ρ (eta), λ (zeta), yang memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E dari suatu bahan pangan didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tokoferol yang terbesar aktivitasnya adalah tokoferol alfa.
Struktur kimia α -tokoferol
Stabilitas kimia vitamin E mudah berubah akibat pengaruh berbagai zat alami. Minyak tak jenuh, seperti minyak hati ikan cod, minyak jagung, minyak kacang kedele, minyak biji bunga matahari, semuanya mempertinggi kebutuhan vitamin E. Hal ini terjadi jika minyak-minyak tersebut mengalami ketengikan oksidatif dalam makanan. Bila minyak-minyak tersebut tengik sebelum makanan dimakan, maka berarti telah terjadi kerusakan vitamin E dalam minyak dan dalam makanan yang mengandung minyak tersebut. Garam-garam besi, seperti feriklorida, kalium ferrisianida bersifat mengoksidasi tokoferol. Nitrogen klorida dan klor dioksida pada konsentrasi yang biasa digunakan untuk memutihkan tepung akan merusak sebagian besar tokoferol yang terdapat dalam tepung. Pembuatan tepung menjadi roti akan merusak 47% tokoferol yang terdapat dalam tepung.   
Fungsi metabolik vitamin E dalam tubuh antara lain.
a.                  Sebagai antioksidan.
b.                  Dalam pernapasan jaringan normal, berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau untuk melindungi susunan lipida di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi.
c.                  Dalam reaksi fosforilasi normal, terutama ikatan energi fosfat, seperti kreatin fosfat dan adenosin fosfat.
d.                  Dalam metabolisme asam nukleat.
e.                  Dalam sintesis vitamin C.
f.                    Dalam metabolisme asam amino bersulfur. 
Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam kondisi tubuh yang me mpermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh usus digabungkan dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati melalui sistim limfatik dan saluran darah. Di hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel jaringan tubuh melalui saluran darah. Di dalam plasma darah, tokoferol bergabung dengan lipoprotein, terutama VLDL ( Very Low Density Lipoprotein).
Kira-kira 40 – 60% tokoferol dari makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh usus. Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan menurunkan persentase yang diserap. Vitamin E disimpan terutama dalam jaringan adiposa, otot dan hati. Pada orang yang sehat, jumlah vitamin C cadangan cukup digunakan dalam beberapa bulan. Secara normal, kadar vitamin E dalam plasma darah adalah antara 0,5 – 1,2 mg/ml.
Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/ Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat menurunkan penyerapan dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan dengan kecenderungan vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan vitamin E akan bertambah seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA. Dengan demikian, peningkatan konsumsi PUFA yang tidak diikuti dengan prningkatan asupan vitamin E akan menimbulkan penurunan secara gradual α-tokoferol dalam plasma.
Di dalam hati, α-tokoferol diikat oleh α-TPP (α-tokoferol transfer protein). Setelah menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol dapat teroksidasi menjadi tokoferil (tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat direduksi kembali menjadi tokoferol oleh kerja sinergi dari antioksidan yang lain, misalnya vitamin C dan glutation.
Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antara lain hati, jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E diekskresikan dari tubuh bersama dengan empedu melalui feses, sebagian lagi melalui urin setelah diubah lebih dahulu menjadi asam tokoferonat dan tokoferonalakton yang dapat berkonjugasi dengan glukoronat.
Sumber-sumber yang kaya akan vitamin E antara lain minyak tumbuh-tumbuhan, biji-bijian dan telur. Kolustrum manusia dan sapi mengandung vitamin E sepuluh kali lebih tinggi daripada susunya. Minyak kapas, minyak jagung, dan minyak lembaga gandum mengandung vitamin E sekitar 0,01 – 0,05 persen. Vitamin E dapat pula dibuat secara sintetis. 
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh tidak bertenaga, aktifitas seksual menurun, deposit lemak yang tidak normal di otot, perubahan degenerasi di hati dan otot, kulit kering, dan peningkatan resiko kanker.
Defisiensi vitamin A juga menyebabkan sterilitas pada tikus dan kerusakan otot pada anjing, marmut dan kelinci. Suatu tanda awal kekurangan vitamin E adalah hilangnya pergerakan spermatozoa. Kebuntingan bisa terjadi pada tikus betina penderita, tetapi pertumbuhan embrio terganggu dan sering mengakibatkan penyerapan fetus.
Gejala lain dari defisiensi vitamin E adalah (1) hilangnya fertilitas pada marmut, tikus, dan mungkin pada babi; (2) warna kecoklatan dari uterus tikus dan jaringan lemak; (3) kerusakan otot lurik marmut, domba, kelinci dan tikus; (4) kelainan otot jantung pada sapi, domba, monyet, unggas, kelinci dan tikus; (5) nutritional encephalomalacia pada unggas, disebut pula gila ayam, gejalanya terdiri dari hilangnya koordinasi, kepala ditarik ke belakang, anggota badan menjadi kaku; (6) nekrosis hati pada tikus dan degenerasi hati dan otot pada babi.


M.   VITAMIN K
Vitamin K adalah nama generik untuk beberapa bahan yang diperlukan dalam pembekuan darah yang normal. Bentuk dasarnya adalah vitamin K1 (filokuinon), yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, terutama sayuran berdaun hijau. Bakteri dalam usus kecil sebelah bawah dan bakteri dalam usus besar menghasilkan vitamin K2 (menakuinon), yang dapat diserap dalam jumlah yang terbatas.
 Fungsi Vitamin K
a.          Vitamin K berfungsi membuat protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah
b.         Vitamin K berfungsi membantu menjaga kalsium tetap di luar dari arteri
c.          Vitamin K berfungsi mensintesis protein yang ditemukan pada plasma, tulang dan ginjal
d.         Vitamin K berfungsi penting untuk konversi glutamat asam amino ke asam gamma carboxyglutamic (GCA)
e.         Vitamin K berfungsi membantu kalsium masuk ke tulang
f.           Vitamin K terlibat dalam karboksilasi osteocalcin (OC), dalam rangka untuk mengikat kalsium
Sumber Vitamin K
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah karena selain jumlahnya  terbilang kecil,  sistem pencernaan kita mengandung bakteri yang mampu mensintesis vitamin K yang sebagian diserap dan disimpan didalam hati.  Namun begitu tubuh pun perlu mendapat tambahan vitamin K dari makanan.
Kebanyakan sumber vitamin K didalam tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan, namun Anda dapat memperoleh vitamin K dari makanan  seperti hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol) dan susu. Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai, teh hijau, susu sapi, serta daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik, seperti yoghurt yang mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu menstimulasi produksi vitamin ini.
            Menurut standar RDA (Recommended  Dietary Allowance), kebutuhan vitamin K seseorang tergantung dari berat badannya.  Untuk dewasa, setidaknya membutuhkan 1 mikrogram setiap hari per kg berat badan.  Jadi, kalau berat badan Anda 50 kg maka kebutuhan perharinya mencapai 50 mikrogram.

Kekurangan vitamin K
            Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini dapat meyebabkan pendarahan atau hemoragik.  Bagaimanapun, kekurangan vitamin K jarang terjadi  karena hampir semua orag memperolehnya dari bakteri dalam usus dan dari makanan.  Namun kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka masih steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, air susu ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah vitamin K saat lahir.
Pada dewasa, kekurangan dapat terjadi karena minimnya konsumsi sayuran atau mengonsumsi antobiotik terlalu lama.  Antibiotik dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam usus yang memproduksi vitamin K. Terkadang kekurangan vitamin K disebabkan oleh penyakit liver atau masalah pencernaan.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Vitamian adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Tetapi esensial dalam metabolism sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan dan untuk memelihara kesehatan.
Kebanyakan vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus memperoleh dari makanan. Vitamin diperlukan dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia macron nutrient yang secara bersama-sama kita sebut dengan metabolisme.

SARAN
Sebagai manusia yang sadar akan gizi hendaknya menjaga keseimbangan vitamin didalam tubuh agar tidak terjadi berbagai penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga pola makan dan mengonsumsi makanan yang seimbang.


 DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Vitamin. http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin.
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS Publishers and Distributor, New Delhi.
Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.
Pujiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press, Jakarta.
Sirajuddin,S. 2009.Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat 
Sulaiman,A.H.,1995.Biokimia untuk Pertanian. USU-Press, Medan
Sunita Almatsier.2009.prinsip dasar ilmu gizi.PT.Gramedia pustaka utama:Jakarta.
Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.
Girindra A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.


--Terimkasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat--