Rabu, 28 Januari 2015

SEJARAH ILMU GIZI


            Penemuan Ilmu gizi dalam sejarahnya memiliki dampak positif terhadap kesehatan dan kesejahteraan di masyarakat. Definisi gizi adalah suatu proses pengolahan makanan yang dikonsumsi tubuh untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan tubuh. Zat gizi terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Berikut akan dipaparkan perkembangan ilmu gizi, antara lain :
1.       Pada tahun 400 SM, Hippocrates seorang “Bapak Kedokteran” menyampaikan ilmu kepada muridnya bahwa ‘biarkan makanan sebagai obatmu dan obat sebagai makananmu. Seorang yang bijak harus memperhatikan kesehatan sebagai bentuk kesyukuran’
2.       Di tahun yang sama, 400 SM, makanan seringkali digunakan sebagai kosmetik atau obat penyembuh penyakit. Salah satunya adalah pengobatan penyakit mata, yang sekarang diketahui sebagai defisiensi vitamin A, diobati dengan meneteskan jus hati kedalam mata karena vitamin A terkandung dalam jumlah besar di hati.
3.       Tahun 1500aan, seorang seniman dan ilmuwan yaitu Leonardo da Vinci berupaaya menggambarkan proses metabolisme tubuh yang diasumsikan dengan proses membakar lilin.
4.       Pada tahun 11747, dr.James Lind, seorang ilmuwan dari Inggris melakukan penelitian pertama mengenai gizi. Pada saat itu, pelaut yang telah melaut selama bertahun-tahun mengalami penyakit kulit yaitu kudis dengan gejala rasa nyeri, kulit mati dan terjadi perdarahan. Setelah diteliti diketahui bahwa dalam pelayaran tersebut, stok makanan umumnya terdiri dari daging kering dan roti, karena makanan segar tidak akan bertahan lama. Dalam eksperimennya, Lind memberikan pelaut-pelaut tersebut air laut, cuka dan lemon. Hasilnya bahwa pelaut yang diberikan lemon tidak mengalami penyakit kulit yang kini diketahui bahwa lemon merupakan buah yang mengandung vitamin C. 
5.       Pada tahun 1770, Bapak Gizi dan Kimia, Antoine Lavoisier menemukan proses nyata bagaimana proses metabolisme makanan. Dia mendemostrasikan dengan kejadian pembakaran makanan dalam tubuh hewan. Dalam rumus perhitungannya, dia menjelaskan bahwa kombinasi makanan dan oksigen dalam tubuh merupakan hasil dari pembakaran makanan dalam tubuh dan air.
6.       Awal tahun 1880, ditemukan bahwa makanan terdiri dari 4 (empat) komponen utama yaitu kabon, nitrogen, hidrogen dan oksigen
7.       Pada tahun 1840, Justus Liebig of Germany, seorang perintis ilmu pertumbuhan tanaman menjelaskan bahwa suatu unsur kimia dalam makanan terdiri atas karbohidrat, lemak dan protein. Karbohidrat terdiri atas glukosa, lemak terdiri atas asam lemak dan protein terdiri atas asam amino.
8.       Pada tahun 1897, Chistiaan Eijkman, seorang berkebangsaan Belanda yang bekerja di Pulau Jawa, Indonesia meneliti tentang penyait yang berkembang di pulau Jawa yang disebut beri-beri yang berdampak pada kelemahan jantung dan kelumpuhan. Dia melakukan observassi bahwa ayam yang diberikan makanan penduduk lokal seperti nasi putih mengalami beri-beri. Tetapi saat ayam diberikan beras merah yang telah diproses (dengan dedak luar utuh), ayam-ayam tersebut tidak mengami beri-beri. Eijkman kemudian memberikan makanan beras merah kepada pasien yang sakit beri-beri dan kemudian mereka sembuh. Dia menyimpulkan bahwa makanan dapat menyembuhkan penyakit.  Para ahli gizi kemudian mengetahui bahwa bekatul luar berisi vitamin B1 yang kini dikenal sebagai thiamin.
9.       Pada tahun 1912, E.V.Mc.Collum yang bekerja di Departemen Pertanian di Amerika Serikat mengembangkan ilmu gizi yang lebih luas. Dia melakukan eksperimen pada mencit. Hasil penemuannya bahwa vitamin larut lemak yang ditemukan pertama kali pada mencit adalah vitamin A dengan uji coba bahwa mencit yang diberikan makanan mentega lebih sehat dibandingkan mencit yang diberikan makanan lemak babi, karena mentega lebih banyak mengandung vitamin A larut lemak.
10.   Pada tahun 1912, Dr.Casmir Funk menyatakan bahwa vitamin merupakan faktor penting dalam diet (konsumsi makanan sehari-hari). Dia menuliskaan bahwa ada zat yaang tidak terindentifikasi dalam makanan yang dapat mencegah penyakit kulit, beri-beri dan pelagra (penyakit akibat defisiensi niasin, vitamin B3). Kata vitamin berasal dari ‘vital’ dan ‘amine’ karena vitamin dibutuhkan oleh tubuh dan terdiri atas ‘amine’ suatu kandungan dari ammonia.
11.   Pada tahun 1930, Williaam Rose menemukan bahwa asam amino esensial merupakan penyusun protein
12.   Pada tahun 1940 ditemukan vitamin larut air yaitu vitamin B dan vitamin C
13.   Mulai tahun 1950 sampai sekarang, peran dari zat gizi esensial bagi proses kehidupan dalam tubuh terus berkembang. Sebagai contoh, kini peran dari vitamin dan mineral sebagai komponen enzim dan hormon yang berperan dalam tubuh.
14.   Studi padatahun 1970an dan 1980 yang dilakukan Pauling dan sejawat menemukan bahwa pemberian vitamin C dosis tinggi yang diberikan secara intravena pada pasien kanker dapat meningkatkan ketahanan dan kualitas hidup pasien.
15.   Sekitar tahun 1994 – 2000 terjadi banyak perkembangan suplemen vitamin dan mineral. FDA (Food and Drugs Administration) menyebutkan bahwa suplemen dapat meningkatkan kesegaran tubuh, fungsi zat gizi dalam tubuh dan mengurangi gejala penyakit. Walaupun demikian suplemen makanan tidak perlu dikonsumsi rutin dan dapat dikonsumsi apabila asupan makanan dalam tubuh kurang.

Ilmu Gizi  di Indonesia dirintis sejak tahun 1950 oleh Bapak Gizi Indonesia, Prof.Poerwo Soedarmo (1904 – 2003). Istilah Gizi dan Ilmu Gizi dikenal di Indonesia sekitar awal tahun 1950an, sebagai terjemahan kata ” Nutrition” dan “Nutrition Science”.  Pengesahan kata Gizi sebagai terjemahan Nutrition dan Nutrition Science, dilakukan oleh Lembaga Bahasa Indonesia UI. Kata Inggris ‘Nutrition’ dalam bahasa Arab di sebut GHIZAI, dan dalam bahasa Sanksekerta SVASTAHARENA. Keduanya artinya sama, makanan yang menyehatkan.  Atas petunjuk tersebut Prof.Poerwo Soedarmo memilih kata GIZI sebagai terjemahan resmi kata nutrition,  yang sejak tahun 1952 kata GIZI itu  sudah dipakai dikalangan  ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat.  Sedang kata SVASTAHARENA di pakai dalam lambang organisasi PERSAGI sampai sekarang. Dalam Undang-Undang, istilah GIZI  resmi dipakai dalam  1). Undang-Undang  no 7 tahun 1996 tentang Pangan (Pasal 1 no 13,14; Bab III Mutu Pangan dan Gizi, Pasal 27 : 1-4; dan 2) Undang-Undang no 36 tahun 1999 tentang Kesehatan ,  Bab VIII tentang Gizi dan pasal 141.
Ilmu Gizi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari ‘Proses Makanan sejak masuk mulut sampai dicerna oleh organ-organ pencernakan, dan diolah dalam suatu sistem metabolisme  menjadi zat-zat kehidupan  (zat gizi dan zat non gizi) dalam darah dan dalam sel-sel tubuh  membentuk jaringan tubuh dan organ-organ tubuh dengan fungsinya masing-masing  dalam suatu sistem, sehingga menghasilkan  pertumbuhan (fisik) dan perkembangan (mental) , kecerdasan, dan produktivitas sebagai syarat  dicapainya tingkat kehidupan sehat, bugar dan sejahtera’. Sedangkan ilmu gizi  masyarakat adalah ilmu gizi yang diaplikasikan   untuk masyarakat luas yang tidak hanya dikaitkan dengan masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga dengan masalah-masalah ekonomi, kemiskinan, pertanian, lingkungan hidup, pendidikan , kesetaraan gender, dan masalah-masalah pembangunan manusia lainnya. Secara ringkas bahwa ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar