Selasa, 04 Oktober 2016

MAKALAH PENGEMASAN BAHAN MAKANAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Dari sisi “makanan” kemasan makanan bukan sekedar bungkus tetapi juga sebagai pelindung agar makanan aman dikonsumsi. Kemasan pada makanan juga mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi dan informasi. Namun tidak semua kemasan makanan aman bagi makanan yang dikemas. Kemasan yang paling sering kita jumpai saat ini adalah plastik dan styrofoam. Plastik telah merupakan bagian kehidupan sehari-hari manusia. Kemasan plastic telah menggantikan kemasan kaleng dan gelas. Kemasan plastik sudah mendominasi industri makanan di Indonesia dan kemasan luwes (fleksibel) menempati porsi 80%. Jumlah plastik yang digunakan untuk mengemas, menyimpan dan membungkus makanan mencapai 53% khusus untuk kemasan luwes, sedangkan kemasan kaku sudah mulai banyak digunakan untuk minuman. Bahan kemasan plastik dibuat melalui proses polimerisasi. Selain bahan dasar monomer, plastik juga mengandung bahan aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia plastik tersebut, dan disebut komponen non plastik.
Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena sifatnya yang kuat, tetapi ringan, tidak karatan dan bersifat termoplastik (heat seal) serta dapat diberi warna. Kemasan plastik juga mempunyai kelemahan yaitu adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain dari plastik yang melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas. Di lapangan sering dijumpai pembungkus yang umum disebut “tas kresek”. Pembungkus ini sering dibuat dari bahan dasar yang berasal dari daur ulang berbagai jenis plastik. Pemakaian “tas kresek” yang tidak pada tempatnya, perlu ditelaah lebih lanjut misalnya pemakaian untuk pembungkus bakso kuah panas, bakmi kuah panas, bubur panas, dan sebagainya. Juga sering dijumpai para produsen membuat makanan yang dibungkus daun pisang dengan tambahan lembaran plastik di sisi dalam yang merupakan bagian yang langsung bersentuhan dengan makanan, yang bertujuan agar air/bumbu tidak keluar/bocor, misalnya untuk membuat garang asem, “gadon” dan lain-lain. Perlu ditelaah juga pemakaian tempat plastik untuk memanaskan lauk,  menyebabkan monomer-monomer plastik ikut bercampur dengan makanan. Selama ini telah diketahui bahwa monomer mempunyai efek karsinogenik.
Selain plastik, styrofoam atau yang dikenal dengan plastik busa juga sedang marak digunakan untuk pembungkus makanan terutama untuk makanan cepat saji. Keunggulan plastic dan styrofoam yang praktis dan tahan lama rupanya merupakan daya tarik yang cukup kuat bagi para penjual maupun konsumen makanan untuk menggunakannya. Sampai saat ini belum banyak yang sadar bahaya dibalik penggunaan kemasan plastik atau styrofoam.
2.      Rumusan Masalah
a.       Apa definisi dari Polietilen, Polipropilen, Polivinil chorida, Saran atau Poliviniliden, Polistiren, Selulosa asetat, Polyester dan Cellophane?
b.      Sebutkan karkteristik atau sifat-sifat dari Polietilen, Polipropilen, Polivinil chorida, Saran atau Poliviniliden, Polistiren, Selulosa asetat, Polyester dan Cellophane?
c.       Sebutkan contoh bahan makanan yang dikemas menggunakan Polietilen, Polipropilen, Polivinil chorida, Saran atau Poliviniliden, Polistiren, Selulosa asetat, Polyester dan Cellophane?
3.      Tujuan
a.       Dapat mengetahui pengertian dari jenis-jenis pengemasan bahan makanan tersebut!
b.      Dapat mengetahui sifat-sifat dari pengemasan bahan makanan tersebut !
c.       Dapat mengetahui contoh bahan makanan yang dikemas menggunakan pengemasan tersebut !



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian
a.      Polietilen adalah Jenis Plastik yang hanya bisa sekali pakai, seperti Botol air Mineral dan hampir semua Botol minuman lainnya. Jika pemakaiannya dilakukan secara berulang, terutama menampung air panas, lapisan polimer botol meleleh mengeluarkan zat karsinogenik dan dapat menyebabkan Kanker.
b.      Polipropilen juga baik digunakan untuk tempat minuman maupun makanan. Jenis Plastiksemacam ini lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah dan biasanya digunakan untuk botol minum bayi.
c.       Polivinil chorida merupakan Jenis Plastikyang sulit didaur ulang, seperti botol-botol Plastik dan Plastik Pembungkus. Jangan gunakan Plastik jenis ini untuk membungkus makanan karena jenis plastik ini memiliki kandungan PVC atau DEHA yang berbahaya untuk Ginjal dan Hati.
d.      Saran atau Poliviniliden merupakan kopolimer dari vinil klorida dan viniliden klorida yang dibuat dengan cara menarik dari dua arah secara simulate, sehingga molekul PVDC berorientasi pararel dengan permukaannya.
e.       Polistiren merupakan Jenis Plastik yang digunakan untuk tempat minum atau makanan sekali pakai. Mengandung bahan bahan Styrine yang berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi dan sistem saraf.
f.       Selulosa asetat bahan Kristal termoplastik yang keras dan mudah diproses. Memiliki sifat sangat kernih dan kaku. Meskipun terbuat dari selulosa, tetapi sifatnya sangat berbeda dengan selopan.
g.      Polyester banyak digunakan dalam laminasi (pelapisan), terutama untuk bagian luar suatu kemasan sehingga kemasan memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap kikisan dan sobekan. PET banyak digunakan sebagai kantong makanan yang memerlukan perlindungan,
h.      Cellophane merupakan produk lama yang digunakan sebagai bahan pengemasan, dan banyak digunakan dengan dikombinasikan dengan bahan plastic lainnya. Sebagai akibat perkembangan ekonomis, pemakaian cellophane, makin berkurang dan digantikan bahan plastic lainnya antara lain adalah ariented polypropylene film.
2.      Sifat/karakteristik jenis kemasan
a.      Polietilen
Bahan ini bersifat kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaannya terasa agak berlemak. Di bawah temperatur 60° C sangat resisten terhadap sebagian besar senyawa kimia. Di atas temperature tersebut polimer ini menjadi larut dalam pelarut karbon dan hidrokarbon klorida. Daya proteksinya terhadap uap air baik, tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Titik lunaknya rendah, sehingga tak tahan untuk proses steriilisasi dengan uap panas dan bila ada senyawa kimia yang bersifat polar akan mengalami stress cracking (retak oleh tekanan).
b.      Polipropilen
Bersifat lebih keras dan titik lunaknya lebih tinggi daripada PEDT, lebih kenyal tetapi mempunyai daya tahan terhadap kejutan lebih rendah. Tidak mengalami stress cracking oleh perubahan kondisi lingkungan. senyawa kimia kecuali pelarut aromatik dan hidrokarbon klorida dalam keadaan panas, serta sifat permeabilitasnya terletak antara PEDR dan PEDT.
c.       Polivinil chorida
Mempunyai sifat kaku, keras, namun jernih dan lengkap, sangat sukar ditembus air dan permeabilitas gasnya rendah. Pemberian plasticizers (biasanya ester aromatik) dapat melunakkan film yang membuatnya lebih fleksibel tetapi regang putusnya rendah, tergantung jumlah plasticizers yang ditambahkan.
d.      Saran
Sifat-sifat umum dari saran adalah :
§  Transparan dan luwes dengan kejernihan yang bervariasi
§  Tahan terhadap bahan kimia, asam, basa dan minyak.
§  Barrier yang baik untuk sinar ultraviolet, sehingga baik digunakan untuk bahan-bahan yang peka terhadap sinar ultraviolet seperti daging segar dan keju.
§  Permeabilitas uap air dan gas sangat rendah, sehingga baik digunakan untuk produk-produk yang peka terhadap oksigen seperti daging, keju dan produk kering (buah-buahan dan candy).
§  Dapat menahan aroma
§  Tahan terhadap pemanasan yang keringatau basah (perebusan).
e.       Polistiren
Bersifat sangat amorphous dan tembus cahaya, mempunyai indeks refraksi tinggi, sukar ditembus oleh gas kecuali uap air. Dapat larut dalam alcohol rantai panjang, kitin, ester hidrokarbon yang mengikat khlorin. Polimer ini mudah rapuh, sehingga banyak dikopolimerisasikan dengan batu diena atau akrilonitril.
f.       Selulosa asetat
Selulose asetat memiliki sifat:
§  Sensitif terhadap air.
§  Akan terdekomposisi olah asam kuat, basa kuat alkohol dan ester.
§  Tidak mudah mengkerut bila dekat api.
§  Sangat jernih, mengkilap, agak kaku dan mudah sobek.
§  Terhadap benturan maka selulosa asetat lebih tahan dibandingkan HDPE namun lebih lebih lemah bila dibandingkan dengan selulosa propionate.
§  Tidak cocok untuk mengemas produk beku karena CA mudah rapuh pada suhu rendah.
§  Tahan terhadap minyak atau oli.
g.      Polyester
PET memiliki sifat :
§  Transparan (tembus pandang), bersih dan jernih.
§  Memiliki sifat beradaptasi terhadap suhu tinggi (300°C) yang sangat baik.
§  Permeabilitas uap air dan gas sangat rendah.
§  Tahan terhadap pelarut organic, seperti asam-asam dari buah-buahan, sehingga dapat digunakan untuk mengemas produk sari buah. Tidak tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzyl alkohol. Kuat, tidak mudah sobek.
h.      Cellophane
Memiliki sifat :
§  Transparan dan sangat terang
§  Tidak bias direkatkan dengan panas
§  Tidak larut dalam air atau minyak
§  Tidak dapat dilewati oksigen atau aroma
§  Mudah dilaminasi sebagai pelapis yang baik
§  Mudah sobek dan pada suhu dingin akan mengkerut
3.      Contoh bahan yang dikemas
a.      Polietilen
§  Roti tawar, sangat membutuhkan perlindungan terhadap kelembaban, karena itu kemasan yang memiliki barier terhadap uap seperti LDPE sudah cukup baik.
§  Susu membutuhkan persyaratan yang lebih ketat sehingga perlu PE dengan densitas tinggi.
b.      Polipropilen
§  Cake (bolu) agar tidak kering dan bau apek dikemas dengan selulosa berlapis atau OPP.
c.       Polivinil chorida
§  Daging segar, jus daging harus dilindungi oleh jenis kemasan yang tepat yaitu yang tinggi daya transmisi okesigen dan tinggi tingkat pencegahan hilangnya kadar air, dengan pembalut plasticizea PVC.
§  Kemasan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang menggunakan bahan baku polivinil khlorida dan kopolimer akrilonitril perlu disimpan di tempat yang bebas dari panas matahari, untuk mencegah lepasnya monomer-monomer plastik.
d.      Saran
§  Sering digunakan untuk mengemas (wrapping) produk ternak, ham atau produk yang sejenis termasuk keju. Dapat diseal (direkatkan) dengan panas akan tetapi tidak stabil bila dipanaskan pada suhu >600C.
e.       Polistiren
§  Digunakan untuk mengemas buah-buahan dan sayuran karena memiliki permiabilitas yang tinggi terhadap air dan gas.
f.       Selulosa asetat
g.      Polyester
§  Buah kering
§  Makanan beku dan permen.
h.      Cellophane


BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena sifatnya yang kuat, tetapi ringan, tidak karatan dan bersifat termoplastik (heat seal) serta dapat diberi warna. Kemasan plastik juga mempunyai kelemahan yaitu adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain dari plastik yang melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar