PENYIMPANAN UBI JALAR
Disusun
oleh :
Nama
: Meli yuliani
NIM : P07131014033
Prodi
: D-III Gizi
KEMENTRIAN
KESEHATAN RI
POLITEKNIK
KESEHATAN MATARAM
2016/2017
1. Judul
pratikum
Praktik penyimpanan ubi jalar
2. Tanggal pratikum
19-20 maret 2016
19-20 maret 2016
3.
Tujuan
a.
Tujuan umum
Mahasiswa
memahami faktor-faktor penyebab kerusakan pada ubi jalar
b.
Tujuan khusus
-
dapat
mengetahui penyebab kerusakan pada ubi jalar
-
dapat
mengetahui penyebab perubahan organoleptik pada ubi jalar
4.
Pendahuluan
Tanaman ubi jalar (Ipomoea
batatas L.) di Indonesia merupakan salah satu tanaman yang cukup
penting, baik sebagai makanan pokok alternatif di musim paceklik maupun makanan
tambahan dalam rangka diversifikasi makanan.Umbi
merupakan satu organ dari yang merupakan modifikasi dari organ lain dan
berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang
dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini
biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas
terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah.
Organ penyimpan tidak harus berbentuk umbi. Beberapa jenis tumbuhan
menyimpan cadangan energi pada organ yang sama, tetapi tidak
mengalami banyak modifikasi bentuk, sehingga tidak membentuk umbi. Tumbuhan
memerlukan cadangan energi karena ia tidak bisa berpindah tempat untuk
menemukan sumber energi baru atau untuk membantu reproduksi jenisnya(anonim, 2013).
Ubi jalar atau ketela
rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah
akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi
jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan
umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang
dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
Tanaman ubi-ubian merupakan tanaman
yang menghasilkan karbohidrat atau pati dalam bentuk umbi batang dan umbi akar.
Tanaman yang menghasilkan umbi batang antara lain adalah ubi jalar, ganyong,
garut, tales, uwi, gadung dan kentang. Sedangkan yang menghasilkan umbi akar
adalah ubi kayu atau ketela pohon.
Ubi-ubian merupakan sumber
karbohidrat dan mempunyai peluang sebagai bahan pangan alternatif yang perlu
dikembangkan. Jenis ubi kayu dan ubi jalar telah ditanam
di Indonesia dalam skala luas, dan ubi jalar, Ipomoea batatas (L
Lam) merupakan salah satu komoditas umbi-umbian yang merupakan sumber
karbohidrat keempat setelah padi, jagung dan ubi kayu. Ubi jalar mempunyai
komposisi kimia yang kaya karbohidrat, mineral dan vitamin. Setiap100 gram ubi
jalar segar memiliki kandungan air 50 – 81 gram, pati 8 – 29
gram, protein 1 – 2 gram, lemak 0,1 – 0,2 , kalsium 55 mgr, zat besi
0,7 mgr, fosfor 51 mgr dan vitamin A 0,01 – 0,69 mgr. Kandungan vitamin A
dalam ubi jalar termasuk tinggi karena jumlahnya sekitar dua setengah kali
kebutuhan minimum per hari orang dewasa (Hermawati, 2011).
Dengan demikian pemanfaatan ubi
jalar sebagai pangan sumber karbohidrat masih sejalan dengan usaha-usaha
peningkatan gizi masyarakat. Akan tetapi kondisi di lapangan masih kurang memuaskan
hal ini bisa dilihat ketika masih belum ada yang bisa memanfaatkannya secara
maksimal.
Berdasarkan sebagian penjelasan di atas kita telah
mengetahui berbagai banyak manfaat dari ubi jalar, namun realita di masyrakat
bahan alternative ini hanya sebatas makanan sampingan. Sangat melimpah saat
panen tapi kurang menjanjikan dalam segi ekonomi. Kita perlu membuat sebuah
terobosan baru di mana produk-produk ubi jalar tidak hanya dipakai dalam satu
masa saja tetapi bersifat kelanjutan.
5.
Data Hasil pengamatan
Ø Hasil
pengamatan ( suhu ruang )
no
|
Nama
Bahan Makanan
|
Hari ke
|
Berat
(gr)
|
warna
|
Teksur
|
Aroma
|
Jenis Kerusakan
|
1.
2
3.
4
|
Ubi
Jalar Ungu
Ubi
Jalar Ungu
Ubi
Jalar Ungu
Ubi
jalar Ungu
|
2
jam pertama
4
jam pertama
1
hari
2
Hari
|
106
106
106
106
|
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
|
Keras
Keras
Keras
Keras
|
Khas
ubi
Khas
Ubi
Khas
ubi
Khas
ubi
|
-
-
-
-
|
Ø Hasil
pengamatan (suhu dingin )
no
|
Nama
Bahan Makanan
|
Hari ke
|
Berat
(gr)
|
warna
|
Teksur
|
Aroma
|
Jenis Kerusakan
|
1.
2
3.
4
|
Ubi
Jalar Ungu
Ubi
Jalar Ungu
Ubi
Jalar Ungu
Ubi
jalar Ungu
|
2
jam pertama
4
jam pertama
1
hari
2
Hari
|
85
85
85
78
|
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
|
Keras
Keras
Keras
Layu
dan agak lembk
|
Khas
ubi
Khas
Ubi
Khas
ubi
Agak
busuk
|
-
-
-
fisik
|
6. Pembahasan
jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu komoditas
tanaman pangan yang dapat tumbuh dan berkembang di seluruh Indonesia. Ubi jalar
merupakan sumber karbohidrat non beras tertinggi keempat setelah padi, jagung,
dan ubi kayu; serta mampu meningkatkan ketersediaan pangan dan diversifikasi
pangan di dalam masyarakat. Sebagai sumber pangan, tanaman ini mengandung
energi, β-karoten, vitamin C, niacin, riboflavin, thiamin, dan mineral. Oleh
karena itu, komoditas ini memiliki peran penting, baik dalam penyediaan bahan
pangan, bahan baku industri maupun pakan ternak. Suatu bahan rusak bila menunjukkan adanya
penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima secara normal oleh panca
indera atau parameter lain yang biasa digunakan. Beberapa bahan dianggap rusak
bila menunjukkan penyimpangan konsistensi serta tekstur dari keadaan yang
normal. Kerusakan
bahan pangan dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: pertumbuhan
dan aktifitas mikroba terutama bakteri, kapang dan khamir, aktifitas
enzim-enzim di dalam bahan pangan, serangga, parasit dan tikus suhu termasuk
suhu pemanasan dan pendinginan, kadar air, udara termasuk oksigen, sinar dan
waktu. pada penyimpanan yang telah dilakukan ubi jalar yang disimpan
pada suhu ruang tidak terjadi penyimpangan dari warna maupun bentuk setelah
disimpan tetapi ubi jalar yang disimpan pada suhu dingin terjadi kerusakan
seperti kerusakan fisik yaitu ubi jalar menjadi layu (keriput) dan agak lembek
dan terjadi penyusutan berat.
7. Kesimpulan
jadi dari hasil praktikum
penyimpanan yang telah dilakukan selama dua hari dengan disimpan di suhu ruang
dan suhu dingin adalah pada penyimpanan suhu ruang tidak terjadi perubahan
warna, tekstur maupun aroma pada ubi jalar ungu, sedangkan pada penyimpanan
suhu dingin terjadi penyusutan berat, dan terjadi perubahan aroma menjadi agak
busuk serta terdapat tanda kerusakan fisik pada ubi jalar.
8. Daftar pustaka
(diakses
pada hari rabu 23 maret 2016)
Rukmana, Rahmat. (1997). Ubi jalar:
budi daya dan pascapanen. Yogyakarta: Kanisius
Simonwidjanarko.2008.simonbwidjanarko.files.wordpress.com/2008/06/ubijalar-22.pdf
Sudarmadji, Slamet. 1996. Analisa
Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: UGM Press.
sugiyono dan Tien R. Muchtadi. 2013.Prinsip
Proses dan teknologi pangan.bogor:Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar