MAKALAH BIOKIMIA
VITAMIN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “VITAMIN”
Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian Mineral Mikro atau yang lebih khususnya membahas dampak kelebihan
dan kekurangan mineral mikro serta proses penyerapan dan metabolismenya dalam
tubuh. .Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang mineral mikro.
Kita menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Mataram, 2 maret 2016
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Vitamin
adalah senyawa-senyawa organic tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil
dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan
penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
Vitamin adalah nutrisi yang sangat penting
untuk pertumbuhan, energi, dan fungsi saraf. Tubuh kita mendapatkan vitamin
dari makanan, suplemen, atau hasil produksi flora usus. Kebanyakan
vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya
masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil
sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh
karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi vitamin
mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut
mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali
mengemukakan adanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus
penyakit beri-beri. Pada tahun 1897 ia memberikan gambaran adanya suatu
penyakit yang diderita oleh anak ayam yang serupa dengan beri-beri pada
manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah binatang diberi makanan yang
terdiri atas`beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan
memberikan makanan sisa gilingan beras yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang
menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor lain yang penting selain kabohidrat, lemak dan protein sebagai energy, mendorong para ahli untuk
meneliti lebih lanjut tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang
vitamin yang kita kenal sekarang. Pada saat ini terdapat lebih dari 20 macam
vitamin.
TUJUAN
Makalah ini disusun
dengan tujuan untuk memberikan suatu gambaran, penjelasan yang lebih mendalam mengenai
vitamin. Diharapkan mahasiswa
dapat mengetahui lebih dalam tentang vitamin pada mata kuliah biokimia.
BAB II
PEMBAHSAN
A.
Retinol (Vitamin A)
Vitamin
A adalah suatu alkohol yang terdapat di dalam tumbuhan
sebagai provitamin A, yaitu senyawa karoten. Pada hirolisis karoten terjadi
vitamin A. Vitamin A berperan dalam proses melihat, yaitu pada proses fotokimia
pada retina. Pada retina mata terdapat cahaya, yaitu rodopsin, suatu protein
gabungan yang dapat terdisosiasi menjadi protein opsin dan retinen trans
(vitamin A dalam bentuk aldehida). Disosiasi ini terjadi apabila rodopsin ini
terkena cahaya.Trans retinen selanjutnya dapat direduksi oleh NADH dan enzim dehidrogenase alkohol membentuk trans vitamin A1.peran
lain cahaya pada siklous rodopsin adalah menghambat pembentukan rodopsin dari
protein opsin dan sis retinen. Melalui isomerisasi sisi retinen menjadi trans
retinen. Sebaliknya, dalam keadaan gelap, sis retinen membentuk rodopsin
kembali dengan opsin. Sis retinen juga dapat terbentuk kembali melalui
isomerasi trans retinen atau melalui oksidasi sis vitamin A.
Defisiensi
vitamin A dapat menyebabkan seseorang tidak dapat melihat dengan jelas dalam
cahaya yang redup (rabun senja).
Dalam proses
reproduksi, vitamin A berfungsi sebagai salah satu factor pertumbuhan. Tikus
yang kekurangan vitamin A ternyata kurang subur,dan mengalami gangguan dalm
sitesis Androgen.
Vitamin
A berperan dalam sintesis mukoprotein dan mukopolisakarida yang berfungsi
mempertahankan kesatuan epitel, khusunya jaringan mata, mulut, alat pencernaan,
alat pernapasan, dan saluran genital atau urin. Gangguan mukosa dapat
menyebabkan tubuh mudah terkena infeksi. Dan dalam pertumbuhan tulang dan gusi,
vitamin A juga merupakan factor yang esensial.
· Defisiensi vitamin A
a.
Rabun malam atau rabun senja
Penyakit ini merupakan awal dari
defisiensi vitamin A. penderita juga tidak dapat melihat untuk jangka waktu
yang relative lebih lama dibandingkan orang normal, bila datang dari tempat
terang ke tempat yang gelap.
b.
Perubahan epitel
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan
perubahan-perubahan tertentu pada jaringan epitel diseluruh tubuh, termasuk
mata.
B.
Tiamin ( Vitamin B1)
Tiamin
telah lama dikenal sebagai antineuritik karena digunakan untuk membuat normal
kembali susunan syaraf.
Fungsi tiamin didalam tubuh adalah sebagai
koenzim dalam karbosilasi asam firufat dan asam ketoglutarat, dan tiamin
terlibat dalam metabolism lemak, protein, dan sintesis asam nukleat
Koenzim
yang berasal dari vitamin ini adalah tiamin pirofosfat (TPP)yang berfungsi dalam reaksi-reaksi dekarboksilasi asam a keton, oksidasi keton, transketolasi. Adapun bagian aktif dari koenzim TPP adalah
gugus tiazolnya.
Tiamin diabsorbsi secara aktif terutama di
duodenum bagian atas yang bersuasana asam, dengan bantuan adnin trifosfatase.
Setela di absorbs, kurang lebih 30 mg tiamin mengalami fosforilasi dan disimpan
sebagai tiamin pirofosfat didalam jantung, otak, hati, dan jaringan otot.
Defisiensi vitamin ini menyebabkan
terjadinya penyakit beri-beri, terutama pada Negara yang menggunakan nasi
sebagai bahan makanan pokoknya. Defisiensi vitamin ini juga mengakibatkan
rusaknya alat pencernaan makanan, yang disertai dengan muntah-muntah dan diare.
Sumber vitamin ini adalah segala biji-bijian, seperti beras, gandum, dan sumber
lainnya adalah daging, unggas, telur, hati, kedelai, kacang tanah, sayuran, dan
susu.
Tiamin
memiliki sifat yang mudah larut dalam air, sehingga dapat hilang dan rusak
selama dalam proses pemasakan, dan juga tidak tahan terhadap pemanasan yang
terlalu lama. Faktor lain yang juga menyebabkan kerusakan pada tiamin adalah
adanya alkali yang terkandung. Jika dilihat pada proses pemasakan roti,
kehilangan tiamin mencapai 25%, daging yang direbus mencapai 50%, dan yang
dipanggang kehilangan 25 %. Oleh karena itu, guna menjaga kehilangan tiamin
dari makanan, terutama sayuran, maka dalam memasaknya digunakan air yang
sedikit saja, kecuali jika air rebusan itu ikut di manfaatkan untuk konsumsi
bersama sayuran itu sendiri.
C.
Riboflavin (Vitamin B2)
Riboflavin
merupakan pembentuk flavin mononukleotida (FMN) dan juga sebagai koenzim FAD.
Riboflavin diabsorbsi dibagian atas usus
halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian
mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN di dalam mukosa usus halus. Sebanyak
200ml Riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urine tiap hari.
Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan kebutuhan jaringan.
Tanda-tanda
defisiensi pada vitamin ini adalah keilosis (terjadi kerak pada sudut mulut
yang berwarna merah). Sumber vitamin ini adalah susu, daging, telur, dan ikan.
Adapun biji-bijian seperti beras dan gandum hanya mengandung riboflavin dalam
jumlah yang kecil (sedikit).
Pada
pasteurisasi, evaporasi atau pengeringan susu terjadi pengurangan riboflavin
mencapai 20%. Apabila dijemur di bawah sinar matahari langsung selama 3,5 jam
terjadi pengurangan sampai 75%. Oleh karenanya pada pengemasan susu harus
digunakan tempat dari aluminium, karton atau botol berwarna. Pada pengawetan
sayuran yang menggunakan bikarbonat akan
menyebabkan perusakan vitamin secara total.
D.
Niacin (Asam Nikotinat)
Niasin
penting untuk pertumbuhan yang normal dan kesehatan sepanjang hidup
manusia.Vitamin ini merupakan bahan dasar dari Koenzim Nikotinamida adenine
dinukleotida NAD+). Telah kita ketahui bahwa koenzim ini merupakan
koenzim dari enzim deghidrogenase, dengan mentransfer hidogen dalam rekasi
oksidasi reduksi
Penyakit
/ Gejala Degisiensinya
Apabila
cadangan vitamin di dalam tubuh ini telah habis dalam waktu 30-180 hari dan penambahan
dari makanan sangat sedikit atau tidak ada sama sekali, akan timbul penyakit pellagra ( pele = ukilt, agra = kasar ). Penyakit ini
dapat mengenai usus, kulit, dan system syarat. Kulit misalnya pada muka, leher,
dada, lengan menjadi kemerah-merahan. Untuk penyembuhan penyakit ini
diperlukan makanan sumber vitamin lain
pula, yaitu makanan yang mengutamakan sumber vitamin B1, vitamin B2 dan niasin
sendiri.
Walaupun tidak terdapat kasus pelagra yang sama, namun ciri-ciri
berikut merupakan gejala umum dari pellagra.
a. Gejala awal diantaranya : lelah, pusing, kehilangan
berat badan, tidak mempunyai selera makan.
b. Merasa sakit pada lidah, mulut, kerongkongan, disertai
glositis (perasaan seperti terbakar pada lidah )yang dapat meluas sampai usus.
Lidah dan bibir menjadi merah.
c. Mual , muntah-muntah yang diikuti oleh diare.
d. Dermatitis ( gatal terasa panas ) khususnya pada
permukaan tubuh yanbg terbuka yaitu lengan, tangan, lutut dan leher.
e. Gejala neurologis seperti daya ingat lemah, mudah
bingung, mudah marah, halusinasi dan demensia ( gangguan jiwa dan gangguan
syaraf ).
Sumber
vitamin ini adalah di antaranya makanan yang kaya akan protein, seperti telur,
daging, dan susu. Sumber vitamin nabati misalnya biji-nijian ( beras dan
sebagainya ), sayuran hijau, kentang, kacang-kacangan ( leguminosa ) seperti
kedelai, dan petai cina.
Gejala
pellagra dapat dihilangkan dengan pemberian 4,4 mg niasin per 1000 kalori
energy yang dibutuhkan tubuh per hari.
Niasin
dapat larut dalam air, sehingga kehingga kehilangan vitamin ini sering terjadi
apabila sayuran di cuci setelah dipotong-potong. Niasin tahan terhadap
pemanasan. Di Negara-negara yang penduduknya mengalami kasus pellagra, Niasin
ditambahkan ke dalam makanan penduduk.
E.
Piridoksin (Vitamin B6)
Vitamin
piridoksal fosfat berpartisipasi dalam reaksi-reaksi metabolism asam amino,
seperti reaksi transaminasi, dekarboksilasi dan raseminasi. Masing-masing
reaksi ini berlangsung dengan katalis enzim yang berbeda-beda. Namun semua
enzim ini memerlukan koenzim yang sama yaitu piridoksal fosfat.
-
Transaminasi
-
Dekarboksilasi
-
Raseminasi
Adapun
gejala defisiensi yang ditunjukkan oleh vitamin ini adalah hambatan
pertumbuhan, badan lemah dan gangguan mental, ernenia, dermatitis (gatal-gatal
pada kulit dengan bercak merah).
Sumber
utama vitamin ini adalah dahing, unggas, ragi, legume, serealia, ubi jalar, dan
kentang.
F.
Biotin
Biotin
sebagai kofaktor yang terikat kuat pada bagian protein enzim. Ada tiga jenis
reaksi yang dapat dilangsungkan oleh biotin, yaitu reaksi karboksilasi pada
karbon dari asil KoA, reaksi karboksilasi pada atom karbon yang berikatan ganda
dari rantai karbon senyawa asil KoA, dan reaksi transkarboksilasi pada senyawa
asil KoA.
Gejala defisiensi yang tampak pada vitamin
ini adalah sebagai berikut :
a. Kulit menjadi kasar bersisik
b. Rasa sakit pada urat-urat
c. Kulit memucat
d. Anoreksia (kehilangan selera makan) dan mual
e. Kadar hemoglobin menurun
f. Kadar kolesterol menaik
g. Kadar biotin urin menurun samapi 1/10 normal
Adapun
sumber utama vitamin biotin adalah daging, kuning telur, kacang polong, kaenari
atau kemiri.
G.
Asam pantothenat (Vitamin B5)
Vitamin
ini merupakan pembentuk koenzim A. Gugus aktif koenzim A adalah gugus -S-H. Dalam reaksi-reaksi kimia biasanya dituliskan
KoA-SH atau HS-KoA. Koenzim A dalam reaksi-reaksi kimia
merupakan pemindah gugus asil.
Defisiensi vitamin ini memberikan gejala
sebagai berikut :
a.
Kehilangan selera makan
b.
Tidak dapat melaksanakan pencernaan
makanan dengan baik
c.
Depresi mental
d.
Insomnia (tidak dapt tidur)
e.
Mudahterjadi infeksi pernapasan
Semua
makanan yang berasal dari hewan merupakan sumber dari asam pantotenat. Disamping
itu juga biji-bijian dan kacang polong. Buah dan sayur mengandung asam
pantotenat dalam jumlah yang rendah.
H.
Asam Folat
Defisiensi
asam folat menunjukkan anemia megaloblastik, glositis (inflamasi pada lidah),
dan diare.
Makanan
sumber asam folat adalah hati, sayuran berwarna hujau tua terutama bayam,
asparagus dan kacang-kacangan.
Tetrahidofolat
berperan dalam pembentukan komponen-komponen RNA dan DNA, oleh karenanya sangat
penting dalam pembelahan sel dan reproduksi.
I.
Kobalamin (Vitamin B12)
Defisiensi
vitamin ini biasanya disebabkan oleh kerusakan sistem absorpsi di usus.
Beberapa gejala defisiensi vitamin ini antara lain sebagai berikut ;
a.
Anemia pernisiosa, yang disebabkan oleh
ketidakmampuan tubuh mengabsorpsi B12
b.
Pucat dan menjadi kurus
c.
Anoreksia (kehilangan nafsu makan)
d.
Gangguan neurologis
e.
Depresi mental
Sumber vitamin B12 adalag berasal dari makanan hewani, seperti daging,
susu, telur, unggas, mentega, dan hati. Makanan sumber nabati tidak mengandung
vitamin B12.
J.
Asam Askorbat (Vitamin C)
Dalam
larutan air, vitamin c mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan. Oksidasi
dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin c
sering terjadi karena pengolahan, pengeringan dan cahaya. Vitamin csangat
penting dalam pembuatan zat-zat interseluler dan kolagen. Vitamin ini tersebar
diseluruh tubuh dalm jaringan ikat, rangka, matriks, dan lain-lain. Vitamin C
berperan dalam hidroksilasi prolin dan lisisn menjadi hidroksiprolin dan hodroksilasi
yang merupakan bahan pembentuk kolagen tersebut.
Dalam
proses pernapasan, vitamin C banyak terlibat , namun mekanismenya belum
diketahui dengan jelas. Peran penting vitamin ini adalah sebagai berikut :
a.
Oksidasi fenilalanin menjadi tirosin
b.
Reduksi ion feri menjadi fero dalam
saluran pernapasan
c.
Mengubah asam folat menjadi bentuk aktif
asam folitat
d.
Sintese hormo-hormon steroid
darikolesterol.
Vitamin
C merupakan reduktor kuat .bentuk teroksidasinya adalah asam dehidroaskorbat. Dengan
demikian vitamin C juga berperan menghambat reaksi-reaksi oksidasi dalam tubuh
yang berlebihan dengan bertindak sebagai inhibitor. Tampaknya vitamin C
merupakan vitamin yang esensial untukmemelihara fungsi normal semua unit sel
termasuk struktur-struktur subsel seperti ribosom dan mitokondria. Kemampuan
vitamin ini untuk melepaskan dan menerima menunjukkan adanya peran yang sangat
penting dalam proses metabolism. Pada waktu stess dimana aktivitas hormon
adrenal korteks tinggi, konsentrasi vitamin dalam jaringan ternyata menurun.
Infeksi dan demam tubuh mnemerlukan tambahan jumlah vitamin C yang cukup banyak
untuk mecapai kadar normalnya kembali dalam jaringan. Peranan vitamin C dalam
menanggulangi flu telah banyak dilaporkan. Pada binatang percobaan, ternyata
didapat bahwa kadar vitamin C yang tinggi dapat meningkatkan sintesis vitamin B
kompleks dalam intestin.
Adapun defisiensi terhadap vitamin ini
adalah sebagai berikut ;
a.
Skorbut atau pendarahan gusi
b.
Mudah terjadi luka dan infeksi tubuh, dan
kalau sudah terjadi susah disembuhkan
c.
Hambatan pada pertumbuhan bayi dan
anak-anak
d.
Pembentukan tulang yang tidak normal pada
bayi dan anak-anak
e.
Kulit mudah mengelupas
Sumber
vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Kadar vitamin C dapat
hilang karena hal-hal sebagai berikut :
a.
Pemanasan, yang menyebabkan
rusak/berbahayanya struktur
b.
Pencucian sayuran setelah dipotong-potong
terlebih dahulu
c.
Adanya alkali atau suasana basa dalam
pengolahan
d.
Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh
udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversibel
Penambahan
tomat atau jeruk nipis dapa mengurangi kadar vitamin C. Pemanasan sayuran
hendaknya dilakukan sebentar saja dan dengan mendidihkan airnya terlebih
dahulu.
K. Vitamin D
Vitamin D adalah grup vitamin yang larut dalam lemak , 2 bentuk utamanya adalah vitamin D2(atau ergocalciferol) dan vitamin D3 (atau cholecalciferol). Vitamin
D juga merujuk pada metabolite dan analogi lain dari substansi ini. Vitamin D3 diproduksi di dalam kulit yang terpapar sinar matahari, terutama radiasi ultraviolet B.
Vitamin D
mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang tidak mampu
melakukan kalsifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar
matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui
makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat sintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup
sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan.
Vitamin D
berbentuk Kristal putih yang tidak larut di dalam air, tetapi larut di dalam
minyak dan zat-zat pelarut lemak. Vitamin ini tahan terhadap panas dan
oksidasi. Penyinaran ultraviolet mula-mula menimbulkan aktivitas vitamin D,
tetapi bila terlalu kuat dan terlalu lama terjadi pengrusakan dari zat-zat yang
aktif tersebut.
Vitamin D
merupakan satu-satunya vitamin yang diketahui berfungsi sebagai prohormon. Jadi
agar vitamin D dapat melaksanakan tugasnya, diperlukan kondisi hati dan ginjal
yang sehat.
Metabolisme
Vitamin D
vitamin D yang khas
terdapat di dalam bahan makanan hewani dan ada yang khas di dalam bahan makanan
nabati. Di dalam jaringan di bawah kulit terdapat 7-dehydro cholesterol yang
berubah menjadi vitamin cholecalciferol (vitamin D3) pada penyinaran
ultraviolet yang terdapat di dalam sinar matahari. Jadi di daerah tropik di
mana terdapat banyak sinar matahari, defisiensi vitamin D tidak perlu terjadi,
asal saja kulit kita cukup terkena sinar matahari. Bahan makanan yang kaya akan
vitamin D ialah susu,di Negara barat susu difortifikasikan dengan vitamin
A dan vitamin D. Untuk penyerapan
vitamin D yang baik diperlukan adanya garam empedu. Mengenai transport,
katabolisme dan ekskresi vitamin D belum banyak diketahui, sehingga masih
memerlukan banyak penelitian lebih lanjut.
Konsumsi
berlebihan vitamin D dapat pula memberikan gejala-gejala Hypervitaminosis D.
Kondisi ini mungkin terjadi pada anak-anak yang mendapat tetes konsentrat
minyak ikan yang terlalu banyak untuk jangka waktu lama. Hypervitaminosis D
menyebabkan perkapuran di dalam jaringan yang bukan biasanya, sepertidi dalam
organ-organ vital ginjal dan sebagainya.
Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada
tulang yang dinamakan riketsia pada
anak-anak dan osteomalasia
pada orang dewasa. Kekurangan pada orang dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila
pengerasan tulang pada anak-anak terhambat sehingga menjadi lembek. Kaki
membengkok, ujung-ujung tulang panjang membesar (lutut dan pergelangan), tulang
rusuk membengkok, pembesaran kepala karena penutupan fontanel terlambat, gigi
terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur
dan mudah rusak.
Kekurangan tersedianya
vitamin D dalam tubuh dapat menimbulkan beberapa gangguan pada tubuh,
diantaranya:
1. Menimbulkan
rakhitis.
2. Gangguan
pada pertukaran zat kapur dan fosfor.
3. Gangguan
pada system pertulangan.
L.
Vitamin E
Vitamin E adalah nama
umum untuk semua metil-tokol, jadi istilah tokoferol bukan sinonim dari vitamin E, namun pada
praktek sehari-hari, kedua istilah tersebut disinonimkan.
Terdapat enam jenis
tokoferol, α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta), ρ (eta), λ (zeta), yang
memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E dari suatu bahan pangan
didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tokoferol yang
terbesar aktivitasnya adalah tokoferol alfa.
Struktur kimia α -tokoferol
Stabilitas kimia vitamin E mudah
berubah akibat pengaruh berbagai zat alami. Minyak tak jenuh, seperti minyak
hati ikan cod, minyak jagung, minyak kacang kedele, minyak biji bunga matahari,
semuanya mempertinggi kebutuhan vitamin E. Hal ini terjadi jika minyak-minyak
tersebut mengalami ketengikan oksidatif dalam makanan. Bila minyak-minyak
tersebut tengik sebelum makanan dimakan, maka berarti telah terjadi kerusakan
vitamin E dalam minyak dan dalam makanan yang mengandung minyak tersebut. Garam-garam besi, seperti feriklorida, kalium
ferrisianida bersifat mengoksidasi tokoferol. Nitrogen klorida dan klor
dioksida pada konsentrasi yang biasa digunakan untuk memutihkan tepung akan
merusak sebagian besar tokoferol yang terdapat dalam tepung. Pembuatan tepung
menjadi roti akan merusak 47% tokoferol yang terdapat dalam
tepung.
Fungsi metabolik
vitamin E dalam tubuh antara lain.
a.
Sebagai
antioksidan.
b.
Dalam pernapasan
jaringan normal, berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau untuk
melindungi susunan lipida di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi.
c.
Dalam reaksi
fosforilasi normal, terutama ikatan energi fosfat, seperti kreatin fosfat dan
adenosin fosfat.
d.
Dalam metabolisme
asam nukleat.
e.
Dalam sintesis
vitamin C.
f.
Dalam metabolisme
asam amino bersulfur.
Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat
lemak dan dalam kondisi tubuh yang me mpermudah
penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh usus digabungkan dengan
kilomikron dan ditransportasikan ke hati melalui sistim limfatik dan saluran
darah. Di hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel jaringan tubuh melalui saluran
darah. Di dalam plasma darah, tokoferol bergabung dengan lipoprotein, terutama
VLDL ( Very Low Density Lipoprotein).
Kira-kira 40 – 60% tokoferol dari makanan yang
dikonsumsi dapat diserap oleh usus. Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan
menurunkan persentase yang diserap. Vitamin E disimpan terutama dalam jaringan
adiposa, otot dan hati. Pada orang yang
sehat, jumlah vitamin C cadangan cukup digunakan dalam beberapa bulan. Secara
normal, kadar vitamin E dalam plasma darah adalah antara 0,5 – 1,2 mg/ml.
Asam lemak tidak
jenuh ganda (PUFA/ Poly
Unsaturated Fatty Acid), dapat menurunkan penyerapan
dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan dengan kecenderungan
vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan vitamin E akan
bertambah seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA. Dengan demikian,
peningkatan konsumsi PUFA yang tidak diikuti dengan prningkatan asupan vitamin
E akan menimbulkan penurunan secara gradual α-tokoferol dalam plasma.
Di dalam hati,
α-tokoferol diikat oleh α-TPP (α-tokoferol transfer protein). Setelah menjalankan
fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol dapat teroksidasi menjadi tokoferil
(tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat direduksi kembali menjadi
tokoferol oleh kerja sinergi dari antioksidan yang lain, misalnya vitamin C dan
glutation.
Kelebihan vitamin E
dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antara lain hati, jaringan
adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E diekskresikan dari tubuh bersama
dengan empedu melalui feses, sebagian lagi melalui urin setelah diubah lebih
dahulu menjadi asam tokoferonat dan tokoferonalakton yang dapat berkonjugasi
dengan glukoronat.
Sumber-sumber yang kaya akan vitamin E antara lain
minyak tumbuh-tumbuhan, biji-bijian dan telur. Kolustrum manusia dan sapi
mengandung vitamin E sepuluh kali lebih tinggi daripada susunya. Minyak kapas,
minyak jagung, dan minyak lembaga gandum mengandung vitamin E sekitar 0,01 –
0,05 persen. Vitamin E dapat pula dibuat secara sintetis.
Kekurangan vitamin
ini dapat menyebabkan tubuh tidak bertenaga, aktifitas seksual menurun, deposit
lemak yang tidak normal di otot, perubahan degenerasi di hati dan otot, kulit
kering, dan peningkatan resiko kanker.
Defisiensi vitamin A
juga menyebabkan sterilitas pada tikus dan kerusakan otot pada anjing, marmut
dan kelinci. Suatu tanda awal kekurangan vitamin E adalah hilangnya pergerakan
spermatozoa. Kebuntingan bisa terjadi pada tikus betina penderita, tetapi
pertumbuhan embrio terganggu dan sering mengakibatkan penyerapan fetus.
Gejala lain dari
defisiensi vitamin E adalah (1) hilangnya fertilitas pada marmut, tikus, dan
mungkin pada babi; (2) warna kecoklatan dari uterus tikus dan jaringan lemak;
(3) kerusakan otot lurik marmut, domba, kelinci dan tikus; (4) kelainan otot
jantung pada sapi, domba, monyet, unggas, kelinci dan tikus; (5) nutritional encephalomalacia pada unggas, disebut pula gila ayam, gejalanya terdiri dari
hilangnya koordinasi, kepala ditarik ke belakang, anggota badan menjadi kaku;
(6) nekrosis hati pada tikus dan degenerasi hati dan otot pada babi.
M. VITAMIN K
Vitamin K
adalah nama generik untuk beberapa bahan yang diperlukan dalam pembekuan darah
yang normal. Bentuk dasarnya adalah vitamin K1 (filokuinon), yang
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, terutama sayuran berdaun hijau. Bakteri dalam
usus kecil sebelah bawah dan bakteri dalam usus besar menghasilkan vitamin K2 (menakuinon),
yang dapat diserap dalam jumlah yang terbatas.
Fungsi
Vitamin K
a.
Vitamin K berfungsi membuat protein yang
dibutuhkan untuk pembekuan darah
b.
Vitamin K berfungsi membantu menjaga kalsium tetap
di luar dari arteri
c.
Vitamin K berfungsi mensintesis protein yang
ditemukan pada plasma, tulang dan ginjal
d.
Vitamin K berfungsi penting untuk konversi
glutamat asam amino ke asam gamma carboxyglutamic (GCA)
e.
Vitamin K berfungsi membantu kalsium masuk ke tulang
f.
Vitamin K terlibat dalam karboksilasi
osteocalcin (OC), dalam rangka untuk mengikat kalsium
Sumber Vitamin K
Untuk
memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah karena selain
jumlahnya terbilang kecil, sistem pencernaan kita mengandung bakteri
yang mampu mensintesis vitamin K yang sebagian diserap dan disimpan didalam
hati. Namun begitu tubuh pun perlu mendapat tambahan vitamin K dari
makanan.
Kebanyakan sumber vitamin K
didalam tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan,
namun Anda dapat memperoleh vitamin K dari makanan seperti hati,
sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol)
dan susu. Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai,
teh hijau, susu sapi, serta daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan
probiotik, seperti yoghurt yang mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu
menstimulasi produksi vitamin ini.
Menurut standar RDA (Recommended Dietary Allowance), kebutuhan vitamin K seseorang tergantung dari berat badannya. Untuk dewasa, setidaknya membutuhkan 1 mikrogram setiap hari per kg berat badan. Jadi, kalau berat badan Anda 50 kg maka kebutuhan perharinya mencapai 50 mikrogram.
Menurut standar RDA (Recommended Dietary Allowance), kebutuhan vitamin K seseorang tergantung dari berat badannya. Untuk dewasa, setidaknya membutuhkan 1 mikrogram setiap hari per kg berat badan. Jadi, kalau berat badan Anda 50 kg maka kebutuhan perharinya mencapai 50 mikrogram.
Kekurangan
vitamin K
Jika
vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini dapat
meyebabkan pendarahan atau hemoragik. Bagaimanapun, kekurangan vitamin K
jarang terjadi karena hampir semua orag memperolehnya dari bakteri dalam
usus dan dari makanan. Namun kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem
pencernaan mereka masih steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat
mensintesis vitamin K, air susu ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K.
Untuk itu bayi diberi sejumlah vitamin K saat lahir.
Pada dewasa, kekurangan
dapat terjadi karena minimnya konsumsi sayuran atau mengonsumsi antobiotik
terlalu lama. Antibiotik dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam usus
yang memproduksi vitamin K. Terkadang kekurangan vitamin K disebabkan oleh
penyakit liver atau masalah pencernaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Vitamian
adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan
pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus
didatangkan dari makanan. Tetapi esensial dalam metabolism sel dan penting
untuk melangsungkan pertumbuhan dan untuk memelihara kesehatan.
Kebanyakan
vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus memperoleh dari
makanan. Vitamin diperlukan dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai
katalisator yang memungkinkan transformasi kimia macron nutrient yang secara
bersama-sama kita sebut dengan metabolisme.
SARAN
Sebagai
manusia yang sadar akan gizi hendaknya menjaga keseimbangan vitamin didalam
tubuh agar tidak terjadi berbagai penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menjaga pola makan dan mengonsumsi makanan yang seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Vitamin. http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin.
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS
Publishers and Distributor, New Delhi.
Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.
Pujiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press, Jakarta.
Sirajuddin,S. 2009.Penuntun Praktikum
Biokimia. Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat
Sulaiman,A.H.,1995.Biokimia untuk
Pertanian. USU-Press, Medan
Sunita Almatsier.2009.prinsip dasar ilmu
gizi.PT.Gramedia pustaka utama:Jakarta.
Lehninger, A. L. 1998.
Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.
Girindra A. 1986.
Biokimia I. Gramedia, Jakarta.
--Terimkasih sudah berkunjung dan semoga bermanfaat--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar