Penemuan Ilmu gizi dalam sejarahnya
memiliki dampak positif terhadap kesehatan dan kesejahteraan di masyarakat.
Definisi gizi adalah suatu proses pengolahan makanan yang dikonsumsi tubuh
untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan tubuh. Zat gizi terkandung dalam
makanan yang dikonsumsi. Berikut akan dipaparkan perkembangan ilmu gizi, antara
lain :
1.
Pada tahun 400 SM, Hippocrates seorang “Bapak
Kedokteran” menyampaikan ilmu kepada muridnya bahwa ‘biarkan makanan sebagai
obatmu dan obat sebagai makananmu. Seorang yang bijak harus memperhatikan
kesehatan sebagai bentuk kesyukuran’
2. Di tahun
yang sama, 400 SM, makanan seringkali digunakan sebagai kosmetik atau obat
penyembuh penyakit. Salah satunya adalah pengobatan penyakit mata, yang sekarang
diketahui sebagai defisiensi vitamin A, diobati dengan meneteskan jus hati
kedalam mata karena vitamin A terkandung dalam jumlah besar di hati.
3. Tahun
1500aan, seorang seniman dan ilmuwan yaitu Leonardo da Vinci berupaaya
menggambarkan proses metabolisme tubuh yang diasumsikan dengan proses membakar
lilin.
4. Pada tahun
11747, dr.James Lind, seorang ilmuwan dari Inggris melakukan penelitian pertama
mengenai gizi. Pada saat itu, pelaut yang telah melaut selama bertahun-tahun mengalami
penyakit kulit yaitu kudis dengan gejala rasa nyeri, kulit mati dan terjadi
perdarahan. Setelah diteliti diketahui bahwa dalam pelayaran tersebut, stok
makanan umumnya terdiri dari daging kering dan roti, karena makanan segar tidak
akan bertahan lama. Dalam eksperimennya, Lind memberikan pelaut-pelaut tersebut
air laut, cuka dan lemon. Hasilnya bahwa pelaut yang diberikan lemon tidak
mengalami penyakit kulit yang kini diketahui bahwa lemon merupakan buah yang
mengandung vitamin C.
5. Pada tahun
1770, Bapak Gizi dan Kimia, Antoine Lavoisier menemukan proses nyata bagaimana
proses metabolisme makanan. Dia mendemostrasikan dengan kejadian pembakaran
makanan dalam tubuh hewan. Dalam rumus perhitungannya, dia menjelaskan bahwa
kombinasi makanan dan oksigen dalam tubuh merupakan hasil dari pembakaran
makanan dalam tubuh dan air.
6. Awal tahun
1880, ditemukan bahwa makanan terdiri dari 4 (empat) komponen utama yaitu
kabon, nitrogen, hidrogen dan oksigen
7. Pada tahun
1840, Justus Liebig of Germany, seorang perintis ilmu pertumbuhan tanaman menjelaskan
bahwa suatu unsur kimia dalam makanan terdiri atas karbohidrat, lemak dan
protein. Karbohidrat terdiri atas glukosa, lemak terdiri atas asam lemak dan
protein terdiri atas asam amino.
8. Pada tahun
1897, Chistiaan Eijkman, seorang berkebangsaan Belanda yang bekerja di Pulau
Jawa, Indonesia meneliti tentang penyait yang berkembang di pulau Jawa yang
disebut beri-beri yang berdampak pada kelemahan jantung dan kelumpuhan. Dia
melakukan observassi bahwa ayam yang diberikan makanan penduduk lokal seperti
nasi putih mengalami beri-beri. Tetapi saat ayam diberikan beras merah yang
telah diproses (dengan dedak luar utuh), ayam-ayam tersebut tidak mengami
beri-beri. Eijkman kemudian memberikan makanan beras merah kepada pasien yang
sakit beri-beri dan kemudian mereka sembuh. Dia menyimpulkan bahwa makanan
dapat menyembuhkan penyakit. Para ahli
gizi kemudian mengetahui bahwa bekatul luar berisi vitamin B1 yang kini dikenal
sebagai thiamin.
9. Pada tahun
1912, E.V.Mc.Collum yang bekerja di Departemen Pertanian di Amerika Serikat
mengembangkan ilmu gizi yang lebih luas. Dia melakukan eksperimen pada mencit.
Hasil penemuannya bahwa vitamin larut lemak yang ditemukan pertama kali pada
mencit adalah vitamin A dengan uji coba bahwa mencit yang diberikan makanan
mentega lebih sehat dibandingkan mencit yang diberikan makanan lemak babi,
karena mentega lebih banyak mengandung vitamin A larut lemak.
10. Pada tahun
1912, Dr.Casmir Funk menyatakan bahwa vitamin merupakan faktor penting dalam
diet (konsumsi makanan sehari-hari). Dia menuliskaan bahwa ada zat yaang tidak
terindentifikasi dalam makanan yang dapat mencegah penyakit kulit, beri-beri
dan pelagra (penyakit akibat defisiensi niasin, vitamin B3). Kata vitamin
berasal dari ‘vital’ dan ‘amine’ karena vitamin dibutuhkan oleh tubuh dan
terdiri atas ‘amine’ suatu kandungan dari ammonia.
11. Pada tahun
1930, Williaam Rose menemukan bahwa asam amino esensial merupakan penyusun
protein
12. Pada tahun
1940 ditemukan vitamin larut air yaitu vitamin B dan vitamin C
13. Mulai tahun
1950 sampai sekarang, peran dari zat gizi esensial bagi proses kehidupan dalam
tubuh terus berkembang. Sebagai contoh, kini peran dari vitamin dan mineral
sebagai komponen enzim dan hormon yang berperan dalam tubuh.
14. Studi
padatahun 1970an dan 1980 yang dilakukan Pauling dan sejawat menemukan bahwa
pemberian vitamin C dosis tinggi yang diberikan secara intravena pada pasien
kanker dapat meningkatkan ketahanan dan kualitas hidup pasien.
15.
Sekitar tahun 1994 – 2000 terjadi banyak perkembangan
suplemen vitamin dan mineral. FDA (Food and Drugs Administration) menyebutkan
bahwa suplemen dapat meningkatkan kesegaran tubuh, fungsi zat gizi dalam tubuh
dan mengurangi gejala penyakit. Walaupun demikian suplemen makanan tidak perlu
dikonsumsi rutin dan dapat dikonsumsi apabila asupan makanan dalam tubuh
kurang.
Ilmu
Gizi di Indonesia dirintis sejak tahun 1950 oleh Bapak Gizi Indonesia,
Prof.Poerwo Soedarmo (1904 – 2003). Istilah Gizi dan Ilmu Gizi dikenal
di Indonesia sekitar awal tahun 1950an, sebagai terjemahan kata ” Nutrition” dan
“Nutrition Science”. Pengesahan kata Gizi sebagai terjemahan Nutrition
dan Nutrition Science, dilakukan oleh Lembaga Bahasa Indonesia UI. Kata Inggris
‘Nutrition’ dalam bahasa Arab di
sebut GHIZAI, dan dalam bahasa Sanksekerta SVASTAHARENA. Keduanya artinya sama,
makanan yang menyehatkan. Atas petunjuk tersebut Prof.Poerwo Soedarmo
memilih kata GIZI sebagai terjemahan resmi kata nutrition, yang sejak tahun 1952 kata GIZI itu sudah
dipakai dikalangan ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat. Sedang
kata SVASTAHARENA di pakai dalam lambang organisasi PERSAGI sampai sekarang.
Dalam Undang-Undang, istilah GIZI resmi dipakai dalam 1).
Undang-Undang no 7 tahun 1996 tentang Pangan (Pasal 1 no 13,14; Bab III
Mutu Pangan dan Gizi, Pasal 27 : 1-4; dan 2) Undang-Undang no 36 tahun 1999
tentang Kesehatan , Bab VIII tentang Gizi dan pasal 141.
Ilmu Gizi dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari ‘Proses Makanan sejak masuk mulut sampai dicerna
oleh organ-organ pencernakan, dan diolah dalam suatu sistem metabolisme
menjadi zat-zat kehidupan (zat gizi dan zat non gizi) dalam darah dan
dalam sel-sel tubuh membentuk jaringan tubuh dan organ-organ tubuh dengan
fungsinya masing-masing dalam suatu sistem, sehingga menghasilkan
pertumbuhan (fisik) dan perkembangan (mental) , kecerdasan, dan produktivitas
sebagai syarat dicapainya tingkat kehidupan sehat, bugar dan sejahtera’.
Sedangkan ilmu gizi masyarakat adalah
ilmu gizi yang diaplikasikan untuk masyarakat luas yang tidak hanya
dikaitkan dengan masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga dengan
masalah-masalah ekonomi, kemiskinan, pertanian, lingkungan hidup, pendidikan ,
kesetaraan gender, dan masalah-masalah pembangunan manusia lainnya. Secara
ringkas bahwa ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari hubungan makanan dengan
kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar