Pengertian
Pedagogik
Pedagogik
merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak. Jadi
pedagogik menjelaskan tentang seluk beluk pendidikan anak, pedagogik merupakan
teori pendidikan anak. Begitu juga guru harus mengembangkan keterampilan anak,
keterampilan hidup dimasyarakat sehingga ia mampu untuk menghadapi segala
permasalahan hidupnya.
Seorang guru
dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah, perlu memiliki
seperangkat ilmu tentang bagaimana ia harus mendidik anak. Guru bukan hanya
sekadar terampil dalam menyampaikan bahan ajar, namun disamping itu ia juga
harus mampu mengembangkan pribadi anak, mengembangkan watak anak, dan
mengembangkan serta mempertajam hati nurani anak. Pedagogik merupakan ilmu yang
mengkaji bagaimana membimbing anak, bagaimana sebaiknya pendidik berhadapan
dengan anak didik, apa tugas pendidik dalam mendidik anak, apa yang menjadi
tujuan mendidik anak. Pada bagian ini akan dibahas pengertian pedagogik,
pendidikan dalam arti khusus dan dalam arti luas.
a. Pendidikan
Dalam Arti Khusus
Pedagogik
berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak laki-laki, dan “agogos”
artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogic secara harfiah berari pembantu
anak laki-laki pada jaman Yunani kuno, yang pekerjaannya mengantarkan anak
majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan pedagogik adalah seorang ahli,
yang membimbing anak kearah tujuan hidup tertentu. Menurut Prof. Dr. J.
Hoogveld (Belanda) pedagogic adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing
anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak “mampu secara mandiri
menyelesaikan tugas hidupnya”. Jadi
pedagogic adalah ilmu pendidikan anak.
Langeveld
(1980) membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah “pedagogi”. Pedagogik
diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih menitik beratkan kepada pemikiran,
perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak,
mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih
menekankan kepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing
anak.
Pedagogik
merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan objektif mengembangkan
konsep-konsepnya tentang hakikat manusia, hakekat anak, hakekat tujuan
pendidikan serta hakekat proses pendidikan. Tetapi keduanya antara pedagogi dan
pedagogik tidak dapat dipisahkan secara jelas. Keduanya harus dilaksanakan
secara berdampingan, saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan.
Dalam bahasa
Inggris kata yang berhubungan dengan pedagogik, yaitu pendidikan dengan
menggunakan perkataan “education”.
Sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran,
belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut. Kata education berhubungan dengan kata
Latin “educere” yang berarti
mengeluarkan suatu kemampuan” (e
= keluar, ducere = memimpin),
jadi berarti membimbing untuk mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan di
dalam diri anak.
Selanjutnya
makna pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara khusus dan pengertian
secara luas. Dalam arti khusus, Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan
oleh seorang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
Ahmadi dan Uhbiyati (1991) mengemukakan beberapa definisi pendidikan
sebagai berikut:
1) Menurut John Dewey
pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
2) SA. Bratanata dkk pendidikan
adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang tidak
langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya untuk mencapai
kedewasaannya.
3) Menurut Ki Hajar Dewantara,
mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
4) Langeveld : Mendidik
adalah membimbing anak dalam mencapai kedewasaan.
5) Bojonegoro : Mendidik adalah memberi
tuntunan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangannya
sampai tercapai kedewasaan.
6) Rosseau : Mendidik adalah
memberikan pembekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, tapi dibutuhkan pada
masa dewasa.
Jadi
pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Pendidikan
dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan
keluarga, dalam arti tanggung jawab keluarga. Hal tersebut lebih jelas
dikemukakan oleh Drijarkara (dalam Sadulloh dkk), bahwa :
·
Pendidikan
adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu-anak, yang mana terjadi
pemanusiaan anak. Dia berproses untuk memanusiakan sendiri sebagai manusia purnawan.
·
Pendidikan
adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu-anak, yang mana terjadi
pembudayaan anak. Dia berproses untuk akhirnya bisa membudaya sendiri sebagai
manusia purnawan.
·
Pendidikan
adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu-anak, yang mana terjadi
pelaksanaan nilai-nilai, dengan mana dia berproses untuk akhirnya bisa
melaksanakan sendiri sebagai manusia purnawan.
Menurut
Drijarkara, pendidikan secara prinsip adalah berlangsung dalam lingkungan
keluarga. Pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua, yaitu ayah dan ibu
yang merupakan figur sentral dalam pendidikan. Ayah dan ibu bertanggung jawab
membantu memanusiakan, membudayakan dan menanamkan nilai-nilai terhadap
anak-anaknya. Bimbingan dan bantuan ayah dan ibu tersebut akan berakhir apabila
anak menjadi dewasa, menjadi manusia sempurna.
Dari uraian
diatas pedagogik pembahasannya terbatas kepada anak, jadi yang menjadi objek
kajian pedagogik adalah pergaulan pendidikan antara orang dewasa dengan anak
yang belum dewasa, menurut Langeveld disebut “situasi pendidikan”. Jadi proses pendidikan menurut pedagogik
berlangsung sejak anak lahir sampai anak mencapai dewasa. Pendidik dalam hal
ini bisa orang tua dan/atau guru yang fungsinya sebagai pengganti orang tua,
membimbing anak yang belum dewasa mengantarkannya untuk dapat hidup mandiri,
agar anak dapat menjadi dirinya sendiri.
b. Pendidikan Dalam
Arti Luas
Pendidikan
dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Henderson (1959) mengemukakan bahwa
pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung
sepanjang hayat sejak manusia lahir.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik),
yaitu : memelihara dan memberi latihan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan
pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan
budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Dalam
Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari
pengertian-pengertian pendidikan diatas ada beberapa prinsip dasar tentang
pendidikan yang akan dilaksanakan :
1)
Pendidikan berlangsung seumur hidup. Usaha pendidikan sudah dimulai sejak
manusia lahir dari kandungan ibunya, sampai tutup usia, sepanjang ia mampu
untuk menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya. Suatu konsekuensi dari
pendidikan sepanjang hayat adalah bahwa pendidikan tidak identik dengan
persekolahan. Pendidikan akan berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat.
2) Tanggung
jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia : tanggung
jawab orang tua, masyarakat, dan tanggung jawab pemerintah.
3) Bagi
manusia pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia
akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, yang disebut manusia
seluruhnya.
Bagi orang
dewasa ilmu pendidikan yang mengkajinya disebut “andragogi” yang berasal dari bahasa Yunani “andr” dan “agogos”. Dalam bahasa Yunani “andr” berarti orang dewasa dan “agogos’ berarti memimpin atau mendidik. Knowles (1980)
mendefinisikan andragogi sebagai ilmu atau seni dalam membantu warga belajar.
Berbeda dengan pedagogik yang dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk
mengajar anak-anak.
Orang
dewasa, tidak hanya dilihat dari segi biologis semata, melainkan dari segi
sosial dan psikologis. Secara biologis, seseorang dikatakan telah dewasa
apabila ia telah mampu melakukan reproduksi. Secara sosial, seseorang disebut
dewasa apabila ia melakukan peran-peran sosial yang biasanya dibebankan kepada
orang dewasa. Secara psikologis, seseorang dikatakan dewasa bila ia telah
memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil.
Andragogik
adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik dewasa. Untuk itu sumber
belajar hendaknya mampu membantu warga belajar untuk :
ü Mengidentifikasi kebutuhan.
ü Merumuskan tujuan belajar.
ü Ikut serta memikul tanggung jawab dalam
perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar.
ü Ikut serta dalam mengevaluasi
kegiatan belajar.
c.
Mendidik, Mengajar, Melatih
Pada
hakekatnya pendidikan mengandung tiga unsur yaitu mendidik, mengajar dan
melatih. Ketiga istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Tetapi
secara sepintas mungkin menurut orang awam dianggap sama pengertiannya. Dalam
praktek sehari-hari dilapangan kita sering mendengar kata-kata seperti :
pendidikan olahraga, pengajaran olahraga, latihan olahraga, pendidikan
kemiliteran, pengajaran kemiliteran dan pelatihan kemiliteran.
Dalam bahasa
sehari-hari kita juga sering mendengar kata-kata lain yang sering digunakan
memelihara anak dan mengurus anak. Memelihara anak dapat diartikan memberi
perlindungan kepada anak supaya lestari hidupnya. Perkataan demikian
kadang-kadang dihubungkan dengan perkataan memelihara ayam, memelihara anjing,
memelihara ternak. Oleh karena itu sebaiknya jangan dipakai kepada anak.
Mendidik menurut Darji Darmodiharjo menunjukkan usaha yang lebih ditujukan
kepada pengembangan budi pekerti, hati nurani, kecintaan, rasa kesusilaan,
ketaqwaan dan sebagainya.
Mengajar
berarti memberi pelajaran tentang ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan
kemampuan berpikirnya. Atau disebut juga pendidikan intelektual. Intelek anak
adalah kemampuan anak berpikir dalam berbagai bidang kehidupan. Pengajaran atau
pendidikan intelektual marupakan bagian dari seluruh proses pendidikan, atau
pengajaran mempunyai arti lebih sempit dari pendidikan.
Lebih sempit
lagi perkataan latihan, seperti latihan menggambar, latihan membaca dan
menulis, latihan naik sepeda, latihan menembak dan sebagainya. Latihan ialah
usaha untuk memperoleh keterampilan dengan melatihkan sesuatu secara
berulang-ulang, sehingga terjadi mekanisasi atau pembiasaan.
Tujuan dari
ketiga jenis kegiatan itu juga berbeda. Mendidik ingin mencapai kepribadian
yang terpadu, terintegrasi, yang sering dirumuskan untuk mencapai kepribadian
yang dewasa.
Tujuan
pengajaran yang bersifat intelek anak ialah supaya anak kelak sebagai orang
dewasa memiliki kemampuan berpikir seperti yang diharapkan dari orang dewasa
secara ideal, yaitu mampu berpikir logis, kritis, objektif, sistematis,
analitis, integratif dan inovatif.
Tujuan
latihan ialah untuk memperoleh keterampilan tentang sesuatu. Keterampilan
adalah sesuatu perbuatan yang berlangsung secara mekanis, yang mempermudah
kehidupan sehari-hari dan dapat pula membantu proses belajar.
Jika kita
perhatikan, kita temukan gejala mendidik dalam pergaulan antara orang dewasa dengan
anak (yang belum dewasa). Tetapi tidak setiap pergaulan dengan orang dewasa dan
anak mengandung arti mendidik, seperti bila seorang yang sedang berusaha supaya
dagangannya laku dibeli oleh anak sekolah. Bahkan pergaulan antara anak dengan
orang dewasa kadang-kadang tidak membawa anak ke tingkat yang lebih tinggi,
misalnya ada orang dewasa yang menjual gambar-gambar porno kepada anak-anak.
Pendidikan hanya ditujukan terhadap anak yang belum dewasa oleh orang yang
telah mencapai kedewasaan dengan tujuan yang positif dan konstruktif, supaya
anak mencapai kedewasaan. Jika tujuannya negatif dan tidak konstruktif bahkan
destruktif hal itu tidak dikatakan pendidikan, tetapi disebut “demagogi”.
Tujuan
pendidikan adalah untuk mencapai kedewasaan, oleh Hoogveld diartikan "agar
dapat melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri". Kedewasaan menurut
Langeveld diartikan sebagai "kemampuan menentukan dirinya sendiri secara
mandiri atas tanggungjawab sendiri".
Anak hidup
dalam berbagai situasi yang mengandung segala kemungkinan; karena itu ia selalu
memperoleh pengaruh oleh berbagai faktor, dari rumah, sekolah, masyarakat
secara luas dan pengaruh alam sekelilingnya. Majalah, koran, atau buku-buku
yang dibaca anak, film yang dilihatnya, kawan-kawan sepermainan, sawah, ladang
atau laut yang mengelilinginya, semuanya berpengaruh terhadap perkembangannya.
Tetapi segala pengaruh tersebut walaupun bersifat positif dan konstruktif,
tidak dapat disebut pendidikan. Bila ada pendapat bahwa segala pengaruh positif
disebut pendidikan, pendapat itu dapat disebut "Panpedagogisme".
Pendidikan dalam ilmu mendidik, hanya kita batasi pada pengaruh yang dengan
sengaja diusahakan oleh orang dewasa terhadap anak yang belum dewasa; dan
pengaruh tersebut harus bersifat positif dan konstruktif.
Pentingnya
Pendidikan
1. Manusia memerlukan bantuan
Pendidikan
tidak saja berusaha melimpahkan segala milik kebudayaan dari generasi sepanjang
masa kepada generasi muda, melainkan juga berusaha agar generasi yang akan
dating dapat mengembangkan dan meningkatkan kebudayaan ke taraf yang lebih
tinggi. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik
secara individu, maupun sebagai kelompok dalam bermasyarakat.
2. Pendidikan dalam Praktek
Pendidikan dalam pelaksanannya berbentuk pergaulan dan
anak didik, namun tentu suatu pergaulan yang tertuju kepada tujuanpendidikan,
yaitu manusia mandiri, memahai nilai, norma-norma susila dan sekaligus mampu
berprilaku sesuai dengan norma-norma tersebut. Pendidikan fungsinya membimbing
anak didik, dan bimbingan anak itu akan didik kearah yang sesuai dengan tujuan
yang ditentukan, yaitu untuk mencapai kedewasaan.
Menurut Jan Lighthart pendidikan itu didasari oleh
kasih saying yang merupakan sumber bagi dua syarat yang lain, yaitu kesabaran
dan kebijaksanaan. Kebijaksanaan artinya lebih luas dari keilmuan. Pendidikan
dapat pula diartikan pengembangan individu-individu atau kelompok-kelompok
kehidupan atau masyarakat besar atau kecil. Upaya pendidikan bukan saja terdiri
atas sikap perbuatan dan seluruh kepribadian pendidik, melainkan juga alat-alat
pendidikan yang dengan sengaja dimanfaatkan oleh pendidik, seperti buku-buku
pelajaran, alat-alat permainan, lingkungan fisik yang diadakan oleh pendidik,
seperti perumahan yang memadai, ruang bermain, tempat rekreasi, hewan
peliharaan , dan film.
Ilmu
Pendidikan Sebagai Teori
a) Pentingnya teori pendidikan
Perbuatan mendidik bukan prbuatan sembrono, melainkan perbuatan yang harus
betul-betul disadarinya, dalam rangka membimbing anak kepada suatu tujuan yang
akan dituju.
Ilmu pendidikan sebagai teori perlu dipelajari, karena akan memberi
beberapa manfaat:
o Dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk mengetahui arah serta tujuan yang akan dicapai
o Untuk menghindaari atau
sekurang-kurangnya mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktek, karena dengan
memahami teori pendidikan, seseorang akan mengetahui mana yang boleh dan tidak
boleh dilakukan, walaupun teori tersebut bukan suatu resep yang jitu.
o Dapat dijadikan sebagai tolok ukur,
sampai dimana seseorang telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.
b) Pendidikan dalam Ruang Lingkup Mikro dan
Makro
Pendidikan
dalam ruang lingkup makro artinya mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam
skala kecil, dan dalam ruang lingkup makro, kita mengkaji pendidikan yang
dilaksanakan dalam sekala besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar