1.
Darah
Setiap makhluk hidup
memerlukan oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan zat sisa metabolisme.
Berbagai proses metobolisme menghasilkan sampah(sisa) yang harus dikeluarkan
oleh tubuh. Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan yang diperlukan tubuh
seperti oksigen maupun hasil metabolisme dan sisa-sisanya dilakukan oleh sistem
peredaran atau sistem sirkulasi. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut
dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, sedangkan sisa-sisa metabolisme
diangkut dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-organ pembuangan.
Darah adalah komponen
esensial mahluk hidup yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dari Paru-Paru
kejaringan dan Karbon dioksida dari jaringan ke Paru-Paru untuk dikeluarkan, membawa
zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan kemudian menghantarkan sisa
metabolisme melalui organ sekresi seperti Ginjal, menghantarkan hormon dan
materi-materi pembekuan darah.
Darah adalah suatu
cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Darah
berfungsi sebagai alat pengangkut yaitu mengambil oksigen dari paru-paru untuk
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan
untuk dikeluarkan melalui paru-paru, mengambil zat makanan dari usus halus untuk
diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh, mengeluarkan zat-zat yang
tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal, sebagai
pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit, menyebarkan panas ke seluruh tubuh
(Syaifuddin, 2006).
Pada tubuh orang
dewasa sehat terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau empat sampai
lima liter. Bila terjadi kehilangan darah dalam jumlah banyak dan waktu singkat
akibat perdarahan, pembedahan ataupun komplikasi dari melahirkan, yang paling
mendesak adalah mengganti cairan yang hilang dengan segera. Transfusi sel darah
merah dapat menjadi penting karena akan mengembalikan kapasitas pengangkutan
oksigen oleh darah (Syaifuddin, 2006).
Transfusi darah adalah
proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain
(resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang akibat
perdarahan, luka bakar, mengatasi shock, mempertahankan daya
tahan tubuh terhadap infeksi (Tarwoto, 2006).
a) Struktur Darah terdiri atas :
1. Plasma : Plasma
darah terdiri dari air yang didalamnya terlarut berbagai macam
zat, baik zat organik maupun zat
anorganik dan zat yang berguna maupun zat sisa yang tidak berguna sehingga
jumlahnya lebih kurang 7-10%. Zat yang terlarut dalam plasma darah dapat
dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu:
a) zat makanan dan mineral, seperti
glukosa, asam amino, asam
lemak, kolesterol, serta garam-garam
mineral.
b) zat-zat yang diproduksi sel, seperti
enzim, hormon, dan antibodi.
c) protein darah, yang tersusun atas
beberapa asam amino, yaitu:
(1) albumin, yang sangat penting untuk
menjaga tekanan osmotik darah
(2) fibrinogen, sangat penting untuk
proses pembekuan darah
(3) globulin, untuk membentuk
gemaglobulin, yaitu komponen zat kebal yang sangat penting.
d) zat-zat metabolisme, seperti urea,
asam urat, dan zat-zat sisa lainnya.
e) gas-gas pernapasan yang larut dalam
plasma, seperti O2, CO2, dan N2
Plasma ialah cairan darah ( 55 % ) sebagian besar terdiri dari air ( 95%),
7% protein, 1% nutrien . Didalam plasma terdapat sel-sel darah dan lempingan
darah, Albumin dan Gamma globulin yang berguna untuk mempertahankan tekanan
osmotik koloid, dan gamma globulin juga mengandung antibodi( imunoglobulin )
seperti IgM, IgG, IgA, IgD, IgE untuk mempertahankan tubuh terhadap
mikroorganisme. Didalam plasma juga terdapat zat/faktor-faktor pembeku darah,
komplemen, haptoglobin, transferin, feritin, seruloplasmin, kinina, enzym,
polipeptida, glukosa, asam amino, lipida, berbagai mineral, dan metabolit,
hormon dan vitamin-vitamin.
2. Sel-sel
darah : kurang lebih 45 % terdiri dari Eritrosit ( 44% ), sedang
sisanya 1% terdiri dari Leukosit atau sel darah putih dan Trombosit. Sel
Leukosit terdiri dari Basofil, Eosinofil, Neutrofil, Limfosit, dan Monosit.[4]
Karakteristik darah :
1. Warna : Darah
arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang berikatan dengan
hemoglobin dalam sel darah merah. Darah Vena berwarna merah tua / gelap karena
kurang oksigen dibandingkan dengan darah Arteri.
2. Viskositas :
Viskositas darah atau kekentalan darah ¾ lebih tinggi dari pada viskositas air
yaitu sekitar 1.048 sampai 1.066.
3. pH: pH darah
bersifat alkaline dengan pHδ 7.35 sampai 7.45.
4. Volume : pada orang
dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg BB atau sekitar 4 sampai 5 liter
darah.
b) Jenis-Jenis Sel Darah
a. Sel darah putih / Leukosit
Leukosit dalam darah atau sel darah putih berperan sebagai sistem imunitas
tubuh. Jumlah dalam keadaan normal adalah 5000-10000 sel/mm3.
Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.
1. Granulosit yaitu sel darah putih yang didalamnya terdapat granula.
2. Agranulosit : merupakan bagian dari sel darah putih yang mempunyai 1 sel
lobus dan sitoplasmanya tidak mempunyai granula.
b. Sel Trombosit
Trombosit dalam darah berfungsi sebagai faktor pembeku darah dan hemostasis ( menghentikan perdarahan ). Jumlahnya dalam darah dalam keadaan normal sekitar
150.000 sampai dengan 300.000 /ml darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1
sampai 2 minggu atau kira-kira 8 hari.
c. Sel Eritrosit
Sel darah merah merupakan cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7.5
mikron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1 mikron atau kurang,
tersusun atas membran yang sangat tipis sehingga sangat mudah diffusi oksigen,
karbon dioksida dan sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel. Eritrosit
dapat mencapai umur 120 hari. Setiap harinya ada 1/120 x 5x5.1012 Eritrosit
yang mati.
Sel darah merah yang matang mengandung 200-300 juta hemoglobin, terdiri Hem
merupakan gabungan dari protoporfirin dengan besi dan globin adalah bagian dari
protein yang tersusun oleh 2 rantai alfa dan 2 rantai beta dan enzim-enzim
seperti Glucose 6-phosphate dehydrogenase(G6PD). Hemoglobin
mengandung kira-kira 95% besi dan berfungsi membawa oksigen dengan cara
mengikat oksigen ( menjadi oksihemoglobin ) dan diedarkan keseluruh tubuh untuk
kebutuhan metabolisme.
c) Fungsi darah
Darah merupakan
jaringan penyokong istimewa yang mempunyai banyak
fungsi, yaitu:
1) mengangkut oksigen dan karbondioksida
dari alat pernapasan ke jaringan-jaringan ke seluruh tubuh
2) mengangkut sari-sari makanan ke
seluruh tubuh
3) mengangkut sisa-sisa metabolisme ke
alat ekskresi
4) mengedarkan hormon dari kelenjar
hormon ke tempat yang membutuhkan
d) Alat Peredaran Darah
Alat peredaran darah terdiri dari:
a. Pembuluh darah
Terdapat tiga macam pembuluh darah,
yaitu:
1) pembuluh nadi atau arteri,
yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh
ini dibedakan menjadi aorta, arteri, dan arteriole. Aorta adalah pembuluh darah
yang langsung berhubungan dengan jantung. Arteri adalah cabang dari aorta,
sedangkan arteriol adalah pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler.
2) Pembuluh balik atau vena,
yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari seluruh organ tubuh menuju ke
jantung. Vena dibedakan menjadi venule, vena, dan vena cava. Venule adalah
pembuluh balik yang berhubungan dengan kapiler. Vena menerima darah dari
venule, sedangkan vena cava adalah pembuluh balik besar yang langsung
berhubungan dengan jantung.
3) Pembuluh kapiler, yaitu pembuluh
halus yang menghubungkan arteriole dengan venule. Kapiler merupakan pembuluh
halus yang dindingnya hanya setebal selapis sel. Pada pembuluh inilah terjadi
pertukaran oksigen dari darah dengan karbondioksida jaringan.
b. jantung
Jantung merupakan alat
pemompa darah yang letaknya di dalam rongga dada agak ke kiri. Bersarnya kurang
lebih sama dengan kepalan. Jantung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
1) Dinding jantung
Dinding jantung
merupakan bagian yang membungkus ruangan jantung. Dinding ini terdiri atas tiga
lapis, yaitu:
a) Perikardium
Perikardium adalah selaput pembungkus
jantung. Perikardium ini berlapis dua. Diantara keduanya terdapat cairan limfa
yang berfungsi untuk menahan gesekan.
b) Miokardium
Miokardium adalah otot jantung. Otot ini
tersusun atas jenis otot yang bekerja secara tidak sadar.
c) Endokardium
Endokardium adalah selaput yang
membatasi ruangan jantung.
2) Ruangan jantung
Ruangan jantung
manusia berjumlah empat terdiri dari dua serambi (atrium) kanan dan kiri
serta dua bilik (ventrikel) kanan dan kiri. Serambi kanan berisi darah
yang kaya CO2 berasal dari seluruh tubuh, sedangkan serambi kiri berisi darah
yang kaya oksigen yang berasal dari paru-paru.
3) Klep jantung
Antara serambi dan
bilik, antara bilik dan nadi terdapat klep atau valvula. Fungsi
klep ini untuk menjaga agar aliran darah tetap searah. Klep-klep tersebut
adalah sebagai berikut:
a) klep berdaun tiga atau valvula
trikuspidalis, terdapat diantara serambi kanan dan bilik kanan. Klep ini
berfungsi untuk mencegah agar darah dalam bilik kanan tidak kembali ke serambi
kanan.
b) klep berdaun dua atau valvula
biskupidalis, terdapat diantara serambi kiri dan bilik kiri. Klep ini
berfungsi untuk mencegah agar darah dalam bilik kiri tidak kembali ke serambi
kiri.
c) klep berbentuk bulan sabit atau valvula
seminularis. Klep ini terdiri atas tiga daun dan terdapat pada pangkal nadi
besar. Fungsinya adalah untuk mencegah agar darah dalam nadi tidak kembali ke
bilik.
4) Saraf jantung
Saraf pada jantung
membentuk beberapa simpul saraf jantung. Simpul
saraf tersebut adalah sebagai berikut:
a) simpul Keith-Flack atau Nodus
Sino Aurikularis.
Simpul saraf ini terdapat pada dinding
serambi, diantara vena yang masuk ke serambi kanan.
b) simpul Tawara atau Nodus
Atrioventrikularis.
Simpul saraf ini terdapat pada sekat
antara serambi dan bilik
c) berkas His.
Berkas His berupa serabut saraf yang
merupakan kelanjutan dari simpul tawara. Serabut saraf dari berkas His ini
terdapat pada sekat antara bilik dan bercabang-cabang ke otot jantung dinding
ventrikel.
Kerja jantung
Bila serambi jantung
mengembang, jantung akan mengisap darah masuk ke serambi dari pembuluh balik.
Serambi kanan menarik darah dari vena cava superior dan vena cava inferior,
sedangkan serambi kiri menarik darah vena pulmonalis atau pembuluh balik
paru-paru. Bersamaan masuknya darah keserambi kanan, simpul keith-flack
terangsang. Rangsangan diteruskan ke simpul Tawara. Bersamaan dengan ini, otot
dinding serambi berkontraksi sehingga ruangan serambi mengucup. Begitu impuls
dari keith-flack sampai disimpul Tawara, maka katup antara serambi dan bilik
terbuka, darah mengalir ke bilik. Sementara itu, impuls saraf diteruskan ke
berkas his. Setelah darah masuk ke dalam ventrikel, klep antara atrium dan
bilik menutup. Sesampainya rangsangan di miokardium bilik, maka berkontraksilah
dinding bilik. Akibatnya, ruangan bilik menguncup.
Tekanan ruangan dalam
bilik maximum disebut tekanan sistole. Pada waktu sistole, darah terpompa ke
aorta. Setelah darah terpompa keaorta, dinding bilik berelaksasi. Ruangan
jantung membesar maximum sehingga tekanannya menjadi minimum. Tekanan terendah
dalam ruangan jantung akibat otot jantung berelaksasi disebut diastole.
Macam-Macam Peredaran Darah
Peredaran darah
manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan
ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung
sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri
dari:
1. Peredaran darah besar atau sistem
sirkulatoria magna, yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kiri) menuju
keseluruh tubuh (kecuali paru-paru) dan kembali ke jantung (serambi kanan).
2. Peredaran darah kecil atau sirkulatoria
parva, yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kanan) menuju ke paru-paru
kembali ke jantung (serambi kiri). Selain itu, ada juga sistem vena porta,
yaitu vena dari suatu alat tubuh sebelum menuju ke jantung, mampir dulu ke
suatu alat. Pada manusia adalah sistem vena porta hepatis, yaitu darah dari
usus, sebelum ke jantung mampir dulu ke hati.
2. Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang terdapat pada sel darah merah. Berfungsi
sebagai pengangkut oksigen dari Paru-Paru dan dalam peredaran darah untuk
dibawa ke jaringan dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh ke
Paru-Paru.
Struktur Hemoglobin
terdiri atas dua unsur utama yaitu :
a. Besi yang
mengandung pigmen Hem
b. Protein Globin,
seperti halnya jenis protein lain, globin mempunyai rantai panjang dari asam
amino. Ada empat rantai globin yaitu alpha (α ), beta (β), delta (δ) dan gamma
(ð), dan enzim-enzim spt G6PD
Ada tiga jenis
Hemoglobin yaitu :
a) HbA merupakan mayoritas dari
hemoglobin orang dewasa, mempunyai rantai globin 2 alfa dan 2 beta.
b) HbA2 merupakan minoritas dari
hemoglobin orang dewasa, mempunyai rantai globin 2 alfa dan 2 beta.
c) HbF merupakan
hemoglobin fetal, mempunyai rantai globin 2 alfa dan 2 gamma. Saat bayi lahir
2/3 jenis hemoglobinnya adalah jenis hemoglobin HbF dan 1/3nya adalah HbA.
Menjelang usia 5 tahun menjadi HbA > 95 %, HbA2 < 3.5 % dan HbF <
1.5%.
Hemoglobin mengandung kira-kira 95% Besi (Fe) dan berfungsi membawa oksigen
dengan cara mengikat oksigen menjadi Oksihemoglobin dan diedarkan keseluruh
tubuh untuk kebutuhan metabolisme. Disamping Oksigen, hemoglobin juga membawa
Karbondioksida dan dengan Karbon monooksida membentuk ikatan Karbon
Monoksihemoglobin (HbCO), juga berperan dalam keseimbangan ph darah.
Sintesis hemoglobin terjadi selama proses Eritropoisis,
pematangan sel darah merah akan mempengaruhi fungsi hemoglobin. Proses
pembentukan sel darah merah (Eritropoeisis ) pada orang dewasa
terjadi di sumsum tulang seperti pada tulang tengkorak, vertebra, pelvis,
sternum, iga, dan epifis tulang-tulang panjang. Pada usia 0-3 bulan
intrauterine terjadi pada yolk sac, pada usia 3-6 bulan intrauterine terjadi
pada hati dan limpa. Dalam proses pembentukan sel darah merah membutuhkan bahan
zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin B6 ( piridoksin ), protein dan
faktor lain. Kekurangan salah satu unsur diatas akan mengakibatkan penurunan
produksi sel darah sehingga mengakibatkan Anemia yang ditandai dengan Kadar
hemoglobin yang rendah/kurang dari normal.
Metode Pemeriksaan
Hemoglobin
Ada beberapa cara
pemeriksaan hemoglobin diantaranya adalah :
1. Pemeriksaan Hb cara
Sahli , metode ini sekarang sudah banyak ditinggalkan karena tingkat
kesalahannya yang tinggi.
2. Pemeriksaan Hb
metode Cyanmethemoglobin, yaitu cara pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan
larutan Drabskin dan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang
tertentu.
Pada penelitian ini
pemeriksaan hemoglobin dilakukan secara otomatis dengan menggunakan alat
coulter AcT 80.
3. Sel Darah Putih/Leukosit
Sel leukosit atau sel darah putih adalah sel yang membentuk komponen darah.
Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak
berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler /diapedesis. Jumlah dalam keadaan normal adalah 5000-10000
sel/mm3. Jumlah sel leukosit yang lebih dari normal atau melebihi 10000 disebut Leukositosis, sedangkan
jumlah sel leukosit yang kurang dari normal atau kurang dari 5000 disebut Leukopenia.
Leukosit terdiri dari
2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.
a. Granulosit atau
disebut juga polimorfonuklear yaitu sel darah putih yang
didalamnya terdapat granula antara lain : eosinofil, basofil, neutrofil. 75 %
dari komponen leukosit adalah sel granulosit dan sel ini dibentuk didalam
sumsum tulang belakang.
b. Agranulosit :
merupakan bagian dari sel darah putih yang mempunyai 1 sel lobus dan
sitoplasmanya tidak mempunyai granula antara lain limfosit dan monosit.
Fungsi leukosit adalah sebagai sistim imunitas atau kekebalan tubuh, bila
tubuh kemasukan benda asing misal bakteri atau virus maka oleh sel sel
neutrofil atau limfosit benda asing tersebut akan difagositosis dimana sel
limfosit T akan membunuh langsung atau membentuk limfokin yaitu suatu substansi
yang memperkuat daya fagositosis sedangkan limfosit B akan mengeluarkan
antibodi yang akan menghancurkan benda asing tersebut.
Jenis-jenis sel
Leukosit
a. Neutrofil
Sel Neutrofil adalah bagian dari leukosit yang bertindak sebagai garis
depan dalam sistem kekebalan tubuh, neutrofil akan memfagositosis bakteri dan
mengencerkannya dengan enzim asam amino D oksidase dalam granula azurofilik.
Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan dengan peroksida dan
halida bekerja pada molekultirosin dinding sel bakteri dan menghancurkannya.
Neutrofil dibentuk dalam sumsum tulang dan dikeluarkan dalam sirkulasi,
jumlahnya dari leukosit adalah 60 -70 % . Sel neutrofil bergaris tengah sekitar
12 um, mempunyai satu inti dan terdiri dari 2-5 lobus. Sitoplasma yang banyak
diisi oleh granula-granula spesifik (0;3-0,8μm) mendekati batas resolusi optik,
dengan pewarnaan giemsa tampak berwarna keunguan.
Granul pada neutrofil
ada dua :
- Azurofilik yang
mengandung enzym lisozom dan peroksidase.
- Granul spesifik
lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal (protein
Kationik) yang dinamakan fagositin.
Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit
mitokondria, apparatus golgi rudimenter dan sedikit granula glikogen.
b. Eosinofil
Eosinofil adalah bagian dari sel leukosit yang dapat bergerak amuboid untuk
memfagositosis bakteri atau benda asing yang masuk dalam tubuh meskipun
pergerakannya tidak secepat neutrofil. Jumlah eosinofil sedikit hanya 1-4 %
leukosit darah, mempunyai garis tengah 9 um (sedikit lebih kecil dari
neutrofil). Mempunyai inti biasanya berlobus dua, mempunyai granula ovoid yang
dengan eosin asidofilik sehingga kelihatan berwarna merah, granula adalah
lisosom yang mengandung fosfatase asam, katepsin, ribonuklase, tapi tidak
mengandung lisosim.
c. Basofil
Basofil jumlahnya 0-1% dari leukosit darah, ukuran garis tengah 12μm, inti
satu, besar bentuk pilihan ireguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil
terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti, granul
bentuknya ireguler berwarna biru.
d. Limfosit
Limfosit merupakan sel yang sferis, garis tengah 6-8μm, jumlah
dalam leukosit sekitar 20-30% . Sel yang normal berinti relatif besar, bulat
sedikit cekungan pada satu sisi, kromatin inti padat, sitoplasma sedikit
sekali, sedikit basofilik, mengandung granula-granula azurofilik. Sel limfosit
dibentuk didalam kelenjar limfe dan sumsum tulang. Tidak memiliki gerakan
amuboid dan tidak dapat memfagositosis bakteri tetapi sel limfosit berperan
dalam membentuk antibodi untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Jumlah limfosit yang meningkat dalam tubuh disebut limfositosis.
Jumlah sel limfosit akan menurun seiring bertambahnya usia, pada saat lahir
jumlahnya sekitar 5% tetapi pada usia lanjut kemampuan tubuh akan berkurang
dalam memproduksi limfosit sehingga kekebalan tubuh akan berkurang juga.
e. Monosit
Merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit normal,
diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai 20um, atau
lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda.
Kromatin kurang padat, susunan lebih fibriler, Granula azurofil, merupakan
lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil. Monosit ditemui dalam darah,
jaringan penyambung, dan rongga-rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik
mononuclear (system retikuloendotel).
4. Sel Trombosit
Trombosit adalah sel tak berinti yang diproduksi oleh sumsum tulang, yang
berbentuk cakram dengan diameter 2-5 μm. Trombosit dalam darah tersusun atas
substansi fosfolipid yang berfungsi sebagai faktor pembeku darah dan hemostasis
(menghentikan perdarahan). Jumlahnya dalam darah dalam keadaan normal sekitar
150.000 sampai dengan 300.000 /ml darah dan mempunyai masa hidup sekitar 1
sampai 2 minggu atau kira-kira 8 hari. Pembentukan trombosit berasal dari Multipotensial
Stem Cellmenjadi Unipotensial Stem Cell dibantu
Trombopoitin. Sel yang paling muda yang dapat dilihat dengan mikroskop adalah
Megakarioblas, Megakarioblas akan diubah menjadi megakariosit imatur kemudian
menjadi megakariosit matur.
Fungsi Trombosit bila tubuh mengalami luka maka trombosit akan berkumpul
dan saling melekatkan diri sehingga akan menutup luka tersebut, trombosit juga
akan mengeluarkan zat yang merangsang untuk terjadinya pengerutan luka sehingga
ukuran luka menyempit dan karena mempunyai zat pembeku darah maka dapat
menghentikan perdarahan.
Umur Trombosit
Umur trombosit didalam tubuh sangat pendek yaitu sekitar 8 sampai 10 hari,
berbeda dengan umur eritrosit sekitar 120 hari serta sangat mudah terjadi
destruksi, apabila trombosit rusak maka akan segera dihancurkan didalam limpa.
Tranfusi trombosit
diperlukan pada kasus-kasus tertentu misalnya :
a. Kelainan jumlah
trombosit
Jumlah trombosit kurang dari 50.000 / mm3 disebut Trombositopenia, Hal ini
bisa terjadi pada kasus-kasus penyakit misalnya demam berdarah (DBD), penyakit
ini disebabkan oleh 4 virus dengue yaitu DN-1, Den-2, Den-3 dan Den-4 sebagai
diagnosa awalnya adalah penurunan jumlah trombosit terutama pada hari ke3 dan
ke4 dari serangan, Idiopathic Thrombocytopenia Purpura (ITP).
b. Kelainan Fungsi
Trombosit
Kelainan ini terjadi bila Adenosin Difosfat ( ADP) dalam
trombosit berkurang sehingga agregasi trombosit berkurang. Hal ini terjadi pada
penyakit Lupus Eritematosus(LE), Idiopatik Trombocytopenia
Purpura (ITP), Lekemia limfositik kronik sehingga menyebabkan jumlah
trombosit kurang dari 50.000/mm3 darah.
Sel trombosit sangat mudah rusak apalagi bila berada diluar tubuh,
trombosit akan kehilangan fungsinya bila disimpan lebih dari 24 jam dengan suhu
penyimpanan yang tidak sesuai akan mempercepat proses kerusakan trombosit.
Penyimpanan juga akan membentuk mikroagregat, Untuk itu tranfusi trombosit
harus segera dilakukan sesegera mungkin dari proses pengambilan darah dan
apabila disimpan maka harus tidak boleh lebih dari 3 hari dengan suhu 200c-240c.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar